kesehatan

Kusta Bukan Penyakit Kutukan! Kusta Bisa Disembuhkan.

22.24.00



Penyakit Kusta atau lepra adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit lepra yang juga disebut dengan penyakit kusta ini dapat menular melalui droplet, yaitu menular melalui percikan air liur penderitanya.

Kusta yang tidak diobati akan mengakibatkan kecacatan seperti kehilangan jari tangan atau kaki, perubahan bentuk wajah, benjolan maupun pembengkakan permanen. Itulah sebabnya sebagian masyarakat menyebutnya sebagai penyakit kutukan.

Bahkan penyakit kusta yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu ini sering dikaitkan dengan dosa, karma dan ujian dari yang maha kuasa. Orang Yang Pernah Mengalami Penyakit Kusta (OYPMK) apalagi yang sampai mengalami disabilitas seringkali mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dan dikucilkan oleh masyarakat. Perlakuan yang demikian membuat para OYPMK tersebut menjadi rendah diri dan cenderung menarik diri dari masyarakat.

 Hal ini amat wajar terjadi pada zaman dahulu dimana pengobatan belum ditemukan dan informasi masih sangat minim. Hal ini disampaikan oleh Bapa Pendeta (Emeritus) Corinus Leunufna yang juga seorang survivor OYPMK. Bapa Pendeta Corinus terdeteksi menderita kusta pada tahun 1916 yang membuat beliau sempat khawatir akan terimbas stigma yang beredar di masyarakat.

Setelah melewati masa pengobatan selama setahun penuh, Bapa Corinus dinyatakan sebagai OYPMK atau Orang Yang Pernah Mengalami Kusta dan siap kembali ke masyarakat. 

Bapa Pendeta Corinus mengatakan bahwa pada zaman dahulu penderita kusta diasingkan dan harus melewati beberapa ritual agar diterima kembali oleh masyarakat. 

Hal yang serupa juga disampaikan oleh Dr.Iqbal Syauqi bahwa dalam agama Islam juga mengenal penyakit kusta. Terbukti dari salah satu doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang salah satunya meminta agar terhindar dari penyakit kusta. Dalam Islam, ketidak tahuan di masa itu juga menimbulkan berbagai stigma dan kekhawatiran di masyarakat. Namun demikian Nabi tetap mengajarkan kepada kita untuk tidak mendiskriminasi penderitanya di masa itu. Terbukti dari sebuah kisah yang pernah diceritakan bahwa Nabi pernah makan bersama dengan penderita kusta.

Dokter Iqbal juga menerangkan bahwa penyakit kusta ini penularannya terkait dengan dua faktor yaitu kontak dan imunitas. Maksudnya adalah, kusta itu bisa menular jika terjadi kontak erat dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor imunitas disini adalah hanya pada daya tahan tubuh yang rendah kusta itu dapat menular.

Dokter Iqbal menambahkan perlu adanya pemeriksaan segera ke dokter jika menemukan tanda-tanda atau gejala yang dicurigai sebagai kusta. 

Gejala awal kusta yang harus diwaspadai :

1. Munculnya bercak di kulit
2. Bercaknya ada yang sedikit ada yang banyak
3. Bercak tersebut berbeda dengan warna kulit lainnya biasanya tampak pucat dan nampak lebih terang.
4. Pada kulit yang mengalami bercak akan mati rasa, tidak bisa merasakan sentuhan, tekanan maupun perubahan suhu.
5. Kulit yang mengalami bercak tidak mengeluarkan keringat.
6. Kulit terasa kaku dan kering.

Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan apakah benar gejala tersebut kusta atau bukan untuk kemudian menentukan langkah selanjutnya. Perlu diketahui penyakit kusta dapat disembuhkan dengan rutin minum obat. Dan perlu diketahui juga bahwa kusta tidak lagi menular jika sudah dilakukan pengobatan. Kusta juga tidak akan menimbulkan disabilitas jika terdeteksi sejak dini dan segera mendapatkan pengobatan.

Untuk menghapus stigma di masyarakat perlu adanya kerja sama pemerintah, petugas kesehatan dan dibantu oleh tokoh masyarakat, diantaranya tokoh agama. Keikut sertaan tokoh agama untuk mengeliminasi stigma di masyarakat tentang OYPMK ini dikarenakan masyarakat kita adalah masyarakat yang religius, dimana tokoh agama memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam kehidupan bermasyarakat.

Upaya menghilangkan stigma di masyarakat ini juga konsisten dilakukan oleh NLR Indonesia yang salah satunya bekerja sama dengan KBR melalui podcasts yang digelar pada 8 Mei lalu.

NLR adalah sebuah organisasi non pemerintah (NGO) atau Lembaga Swadaya Masyarakat yang mendorong pemberantasan penyakit kusta dan inklusi bagi para disabilitas termasuk yang diakibatkan oleh kusta.

NLR yang pertama kali didirikan di Belanda ini telah tersebar ke 20 negara, salah satunya Indonesia. Di Indonesia sendiri NLR sudah ada di 22 provinsi. 

Kurang lebih sepuluh terakhir ini NLR membentuk dan mengorganisir kelompok masyarakat penderita kusta maupun OYPMK, melakukan penelitian, beasiswa pasca sarjana, rehabilitasi dan dukungan terhadap disabilitas yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup orang yang pernah mengalami kusta.

SedangkaN KBR atau Kantor Berita Radio adalah penyedia konten berita berbasis independen yang berdiri sejak tahun 1999. KBR juga memproduksi podcasts dan konten radio berbasis jurnalisme yang kini berjejaring dengan 350 radio lainnya di seluruh Indonesia.

Diharapkan dengan adanya kolaborasi antara NLRid dan KBR ini masa depa upaya menuju nol penderita kusta segera terwujud dan OYPMK di Indonesia akan mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.


You Might Also Like

1 comments

  1. Ini yang sering tertanam di masyarakat bahwa kusta adalah kutukan, akibatnya penderita kusta dikucilkan dan tidak terawat. Padahal penyakit ini bisa disembuhkan dan membutuhkan dukungan masyarakat. Terima kasih informasinya!

    BalasHapus