Powered by Blogger.

Pages

  • Beranda
  • tentang Retno...
  • Disclosure

lemaripojok



Horeee...pisang lagi.... Dikolak sudah, dibuat cake sudah, roti pisang sudah apalagi dimakan begitu saja... Coba bikin molen ah... Biasanya anak-anak juga suka makan kalo pas lagi jajan. Molen ini termasuk makanan yamg bikinnya ribet tapi habisnya cepet hehehe....

Ngomongin soal molen, jadi inget masa kecil dulu. Makan molen itu kalau pas pergi ke kota Malang aja. Maklum rumahku kan Malang juga, tapi di kabupaten. Waktu itu yang jual molen masih jarang banget. Nah kalo pas main ke Uti baru bisa makan molen. Belinya di samping Mitra dua, kalau sekarang sudah ganti jadi Savanna Hotel. Kebetulan dulu Uti (nenek) kan tinggalnya di Jalan Kuantan yang dibelakang hotel Savanna itu, jadi tinggal nyebrang jalan sama rel kereta, beli deh. Pokoknya ke Malang kota belum lengkap kalau belum beli molen di situ hehehe. Eh sekarang masih ada nggak ya... Maklum sudah lama sekali ga pernah kesana.

Nah resep berikut ini rasanya mirip lah sama molen yang dijual di samping savanna hotel itu. Soalnya, sekarang ini banyak penjual molen tapi beda-beda rasanya. Ada yang kulitnya mengembang hampir seperti roti, ada yang kulitnya bergelembung. Pokoknya yang ini cucoklah sama selera saya.

Molen pisang
By : fah umi yasmin
Bahan:

Pisang candi atau pisang kepok juga bisa secukupnya. Belah jadi empat lalu potong masing-masing 5 cm.

Bahan kulit:

250 gr tepung terigu
65 gr gula tepung atau 2,5 sdm munjung gula pasir
60 gr margarin
1 butir telur kocok lepas
50-55 ml air es
1/4 sdt garam

Cara membuat:

Ayak tepung terigu
Masukkan gula, margarin, teluraduk sampai bergumpal lalu masukkan air es. Uleni himgga kalis. Diamkan 15 menit
Ambil sepotong adonan. Giling di gilingan mi atau pakai botol juga bisa. Giling 3-4 kali. Terakhir giling dengan lebar 3-4 cm dengan panjang secukupnya.
Lalu lilitkan pada pisang sampai pisang tertutup semua.
Goreng dengan minyak yang dipanaskan dengan api kecil sampai pisang molen terapung dan berwarna kecoklatan.
Pisang molen bisa dikmati. Bisa juga diberi isian lain seperti keju, kacang hijau, coklat dan lain-lain sesuai selera anda.



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Cake coklat kukus ('brownies' kukus) anti ribet




Sempat ngehits disebuah grup masak di fb, resep mbak Anita Rini ini memang anti ribet. No oven and no mikser. Bisa diaduk cuma pakai garpu. Makanya disebut anti ribet. Tapi sebenernya kalo pingin ngga ribet ya mending beli aja hahaha...ngga ribet nyiapin bahan, nggak ngabisin waktu dan yang pasti nggak usah nyuci peralatan yang habis dipakai. Tapi yang jelas kepuasannya juga beda. Lebih puas kalau bikin sendiri dan tentu saja lebih irit. Halah....
Lah tapi kenapa judulnya membingungkan? Seperti tulisan saya sebelumnya,resep ini sebenarnya adalah resep cake/bolu coklat tapi orang kebanyakan mengenalnya dengan sebutan brownies hanya dikarenakan warnanya yang coklat dan rasanya yang nyoklat. Padahal teksurnya jelas-jelas cake hihihi.
Wokelah lanjut pada resep ya...

Cake coklat ("brownies") kukus anti ribet

Bahan :

200 g terigu
200 g gula pasir
200 ml minyak goreng
2 butir telur
40 gr coklat bubuk
1 sachet kopi instant dicairkan dg 200ml air ( kopinya yang ga ada ampas ya...)
1 sdt baking soda
1 sdm baking powder
1/2 sdt garam
2 sdm milo

Cara Pembuatan :

Kocok telur dan gula asal gula larut. pake whisker atau garpu juga bisa. masukan semua bahan kering yang sdh dicampur rata. Tambahkan kopi dan minyak. aduk rata. Dipanggang atau dikukus sampai matang, atau test tusuk dg tusuk sate.
Mudah bukan?


Sssst...ada tips menyesatkan dari saya, yaitu cara lain yang lebih praktis : masukkan telur, gula, minyak , milo, garam  dan air kopi ke dalam blender. Lalu blender sampe gula larut dan semua tercampur rata. Ayak sisa bahan lalu campurkan dengan hasil blenderan tadi. Cukup aduk dengan spatula atau centong plastik.

Praktis bukan?

Lalu masak seperti biasa. Apabila dikukus dengan menggunakan cetakan dari plastik cukup diolesi minyak goreng saja. Bila menggunakan loyang, jangan lupa loyang dioles margarin lalu ditaburi dengan tepung terigu ya...


Seperti cake biasanya, cake ini juga bisa dikombinasikan dengan bahan lain. Beberapa variasi yang biasa saya lakukan antara lain:

1.chocochip
Caranya: tuang sepertiga adonan ke dalam loyang, kemudian kukus sepuluh menit. Lalu taburkan chochochip di permukaan adonan. Lalu tuangkan lagi sepertiga adonan, kukus lagi sepuluh menit, lalu taburi chocochip lagi diatasnya. Untuk lapisan yang ketiga kukus kurang lebih 25 menit.

2. Kurma
Caranya : cincang kasar kurma terlebih dahulu...jangan lupa buang bijinya ya...hihihi.Lalu baluri kurma dengan tepung terigu lalu campur dengan adonan. Kalau mau sedikit ribet ya gunakan cara seperti diatas.
Kurma ini membuat cake jadi lebih basah dan tentu saja lebih nikmat.

3. Cherry
Caranya sama seperti di atas

4. Susu kental manis
Ambil kira-kira seperempat adonan, campurkan dengan satu sachet susu kental manis. Tuang separuh dari adonan yang tidak dicampur dengan kental manis ke dalam loyang. Kukus kurang lebih sepuluh menit. Lalu tuang adonan yang dicampur dengan kental manis, ratakan. Kukus lagi sepuluh menit. Terakhir tuang sisa adonan dan kukus lagi kurang lebih 25 menit. Hasilnya, di bagian tengah akan ada lapisan yang legit.

5. DCC
Potong DCC berbentuk kotak panjang misal 1 cm x 1cm x 10 cm. Kukus separuh adonan kurang lebih 10 menit. Lalu letakkan potongan DCC diatasnya. Letakkan memanjang di loyang. Yaitu dua potong dcc untuk masing masing sisi kiri dan kanan.atau bisa juga dua potongan dcc diletakkan memanjang di tengah-tengah. Kemudian tuang sisa adonan dan kukus sampai matang.

6. Topping 
Untuk topping lebih mudah karena kita bisa memberikannya pada saat kue sudah matang. Tinggal oles dengan butter cream diatasnya lalu taburi topping sesuai selera anda. Keju, meises, kacang, ataupun biskuit coklat, cherry.

Nah mana yang sesuai selera anda? Kalau masih pertama kali bikin, coba deh resep aslinya dulu baru kalau ada yang kurang sesuai dengan selera anda bisa dirubah.

Beberapa tips dalam mengukus cake 

1. Dandang harus benar-benar panas. Setelah air mendidih, biarkan sebentar jangan buka dulu tutup dandangnya agar uap terkumpul cukup banyak.

2. Tutup dandang sebaiknya dibungkus dengan kain serbet untuk mencegah air kukusan menetes ke adonan.

3. Gunakan api sedang cenderung kecil tapi cukup untuk mendidihkan air dalam kukusan.

4. Pastikan air cukup selama proses pengukusan.


Beberapa permasalahan yang pernah di temui dan tips untuk menghindarinya.

1. Bagian atas cake basah dan tidak rata : kemungkinan karena air dari tutup kukusan yang menetes ke adonan.

2. Permukaan cake pecah . Bisa disebabkan oleh api yang kebesaran atau masak yang terlalu lama.

3. Bagian dalam cake berlobang-lobang /tidak halus. Bisa disebabkan oleh udara yang terperangkap dalam adonan ketika dituang ke loyang. Untuk menghindarinya ketok-ketok kan loyang ke meja setelah adonan dituang agar udara keluar.

4. Bagian bawah cake basah seperti dodol. Kemungkinan pada awal memasaknya, kukusan belum panas benar sehingga uap air belum banyak. Bisa juga karena api kekecilan sehingga uap yang dihasilkan sedikit.

5. Bila cake anda cepat habis ketika baru saja matang. Kemungkinannya adalah cake yang anda buat enak rasanya. Tips untuk menghindarinya adalah buat beberapa resep sekaligus hihihi...

Berikut ini beberapa cake coklat kukus yang pernah saya buat.
Cake ini bisa dijadikan base cake dari tart loh...alasan saya menggunakan cake ini sebagai base cake pada waktu itu adalah, yang pertama karena alat yang dirumah cuma ada loyang sama kukusan. Alasan yang kedua adalah karena saya bisanya ya cuma cale coklat ini hihihi. Tapi sampe sekarang cake ini masih jadi favoritnya anak-anak.



Pertama kalinya bikin cake ulang tahun, belum punya spuit, butter cream pun beli jadi. Dan yang ngehias bapaknya anak-anak... Jadilah seperti itu, untungnya yang dibikinin senyum-senyum aja....





Cake ultah kedua untuk anak kedua, udah beli spuit, tapi belum bisa makainya...jadilah seperti itu. Untunglah yang dibuatkan juga senyum-senyum heheheh



Cake ultah ketiga. Lupakan spuit. Kembali ke kantong plastik yang dilubangi ujungnya. Terinspirasi dari sebuah postingan di sebuah grup masak. Jadilah...tanpa alat lain, modalnya kira-kira aja. Alhamdulillah, kali ini yang dibikinin bisa tertawa.



Hasil karya anak lanang. Ada cake tinggal seuprit. Masih ada sisa buttercream di kulkas jadilah...Nggak cuma cakenya yang warna-warni. Meja dan kursipun ikutan warna-warni...yo wis lah le...aku rapopo.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Cerpen lama...lupa belum disimpen dimari :p


Wadooo...wadooo....

Kepala itu tiba-tiba tertunduk, rupanya dia terkejut ketika tiba-tiba aku menoleh ke belakang
”Gak enak tau, diliatin seperti itu!” rutukku dalam hati.

Sudah sejak seminggu ini Aldi si kacamata itu sering melihatku diam-diam. Kebetulan tempat duduknya dibelakangku, kalau aku duduk di deret tengah, tempat duduk Aldi di deret sebelah kanan. Jadi ketika berada di dalam kelas dia bisa dengan leluasa melihat tingkah polahku.

“Kring....kring...” Untung bel istirahat berbunyi, aku terbebas dari pandangan si kacamata. Kuselesaikan catatanku yang tinggal beberapa kalimat, saking asyiknya menulis, tak sengaja siku kananku menyenggol kotak pensil hingga terjatuh ke lantai. “Ah biarlah, kuselesaikan dulu catatanku baru nanti kuambil,” pikirku.

Kemudian kudengar suara cowok yang lembut ah bukan, tapi suara cowok yang dilembut-lembutkan. “Ven,...ini kotak pensilmu tadi terjatuh, kamu gak tahu ya?” reflek aku menoleh ke kanan dan....olala sebuah wajah bulat berkacamata dengan mimik yang lugu memandangku lekat-lekat. Sepertinya dia juga hendak mengatakan sesuatu lagi kepadaku tapi suaranya tersangkut di tenggorokan. Kutahan tawaku yang hampir pecah melihat ekspresi lucu di depanku. Dan aku beruntung masih bisa mengatakan “ Terima kasih ya..” Kepala itu mengangguk pelan sambil matanya tak lepas dari wajahku.

“Veni...!!!” suara cempreng Dita mengagetkan Aldi si kacamata yang sedang tertegun memandangiku. Hatiku bersorak, untung ada si cempreng ini, aku jadi terbebas dari tatapan maut Aldi.

“Ada apa Dit?” tanyaku

“Dicari Miko, “

“Miko?”

“Iya...Miko anak kelas sebelah, ditunggu di kantin tuh”

Kulihat sekilas Aldi tampak lesu, dengan berjalan tertunduk dia kembali ke bangkunya.
“Kebetulan aku juga sudah lapar, ayo ke kantin!” ajakku pada Dita.

Sudah lama aku kenal Miko anak kelas sebelah. Anaknya sebenarnya baik,hanya usilnya minta ampun. Pernah dia menghadangku waktu aku berjalan ke kantin, senyumnya tampak lain tapi aku tak ambil pusing. Pernah juga dia berusaha menyembunyikan sepatuku waktu pelajaran agama di masjid. Untunglah Pak Parman, pak kebun sekolah memergokinya. Aku tak bisa menahan tawaku melihat wajahnya waktu dimarahi Pak Parman, matanya yang sipit berkedip-kedip sementara bibirnya hanya bergerak-gerak tak mampu keluarkan suara karena tak diberi kesempatan berbicara oleh Pak Parman.

Sesampai di kantin aku segera memesan soto ayam kesukaanku. Sambil menunggu pesanan aku duduk di kursi di pojokan kantin. “ Mana si Miko, katanya nunggu kita disini” kata Dita. “ Biarlah kalau dia butuh dia pasti juga akan muncul sendiri” kataku

Betul juga, tak lama kemudian Miko muncul, ditangannya ada nampan berisi soto ayam dan teh hangat. “Silahkan tuan peri..ini pesanan tuan peri...!” kata Miko sambil meletakkan nampan itu didepanku.

“Kok tuan peri sih Mik, bukannya tuan putri?” tanya Dita pada Miko. “ Suka-suka aku dong...!” Jawab Miko.

“Kok punya Veni aja yang dibawain...pesananku mana?” Dita berkata sambil matanya melotot ke arah Miko. “ Tu Bu kantin masih tetep disitu, gak kemana-mana..ambil sediri gih sono...” jawab Miko. Bibir Dita langsung maju beberapa senti, sambil menggerutu dia ambil sendiri pesanan makanannya ke bu kantin.

Miko lalu duduk di kursi yang berseberangan dengan kursiku. Kali ini wajahnya tampak serius.

“Veni..setelah makananmu habis, aku minta tolong ya”

“Apa?”

“Tolong temui aku di taman sebelah kantin, please....!”

Melihat wajah seriusnya,aku jadi tidak tega untuk menolak.

“Ok, tapi menunggu Dita selesai makan dulu” jawabku.

“Eitttss...jangan sama Dita, sendiri aja...ya...please...!"

“Hah sendiri? Mau apa sih” tanyaku dengan lugunya. “Ntar tuan peri juga tau” jawab Miko.

“OK deh, tunggu sebentar lagi ya...”

Setelah makananku habis, dan berpamitan pada Dita dengan alasan ke kamar mandi, aku bergegas menemui Miko di taman sebelah kantin.

“Ada apa Mik?” tanyaku. Belum pernah aku melihat wajah Miko seserius ini. “ Ven, mungkin selama ini kamu melihat aku selalu bercanda, tak pernah serius. Tapi percayalah, apa yang akan aku katakan kepadamu ini sangat serius”

“Iya,tapi kamu mau ngomong apa Mik?” Tanyaku lagi. “Begini Ven ,aku kan kenal kamu udah lama, kamu udah tahu aku kayak gimana, aku juga ngerti kamu seperti apa...”

“Terus?”
“Akhir-akhir ini aku jadi gak enak makan, gak bisa konsentrasi belajar, diajak ngomong pun sekarang lebih banyak gak nyambung daripada nyambungnya, aku jadi sering melamun, bahkan kata adikku aku kelihatan sering senyum-senyum sendiri”

“Nah tambah parah tuh...terus ada hubungan apa,sampai aku disuruh kesini?” kupelototkan mataku.

Dengan nada bicara yang masih sama Miko melanjutkan “Ven, kamu tahu kan,aku sering usil sama kamu,sering godain kam...” Kalimat Miko langsung terhenti begitu aku teriak

“Mikoooooo...muter-muter aja dari tadi...kayak odong-odong, intinya apa? Buruan ngomong, sebentar lagi bel masuk nih” kuketuk-ketukkan ujung sepatuku ke lantai tanda tak sabar.

“Ven tahu nggak,kenapa kamu kupanggil tuan peri?
“Nggak tahu!” Jawabku dongkol
“Itu karena kamu seperti peri yang menebarkan kelopak-kelopak bunga yang memenuhi ruang hatiku, karenamu hari-hariku jadi indah, berkat senyummu hariku serasa berwarna...”
“Ah gombal kamu...”
“Tahu nggak kamu siapa nama peri yang suka menebar bunga agar hati tiap insan di dunia ini dipenuhi rasa bahagia?"
“Nggak tahu..Mikoo,”
“Dia cantik, seperti kamu,” Kalimat Miko yang terakhir mau tak mau membuat hatiku berbunga-bunga.
“ Emang nama peri itu siapa, Mik?”
“Namanya...Peri...ngisan...wkwkwkwk.”
“Hasyemmmmm...jadi dari tadi kamu manggil aku cuma buat ngerjain aku doang?”
“Ups...nona cantik, jangan marah...soal peringisan itu Cuma candaanku agar kamu tersenyum, selain itu aku serius,”

“Kriiinggg....Kringgggg” Bel tanda masuk kelas berbunyi
Tiba-tiba Miko meraih tanganku sambil berkata “ Aku serius,aku sayang sama kamu, maukah kamu jadi pacarku?”
Aku kelimpungan, tak mampu berkata-kata “Kutunggu jawabmu 3 hari lagi , disini !” kata Miko sambil melepaskan tanganku.

Aku dan Miko kembali ke kelas kami masing-masing, beruntung Pak Badri guru Bahasa Indonesia belum masuk ke kelasku.

Kutarik tas yang ada di laci meja, tiba-tiba sesuatu terjatuh. Sebuah surat rupanya dengan amplop berwarna biru. Kubuka surat itu dipangkuanku agar tidak ketahuan.

Dear Veni,
Rembulan menggantung di langit
Pendar cahayanya merasuk dalam setiap relung kalbu
Memberi warna disetiap ruang kosong dihatiku
Bagaikan pelangi, indahnya hanya dapat dirasakan
Tak cukup kata untuk melukiskan
Dikaulah pelangi itu,
kristal jiwaku yang membiaskan cahaya dari matamu
Dariku : Aldi

NB: itulah ungkapan hatiku untukmu, maaf aku tak bisa membuat puisi sendiri aku copas puisi ini dari koran, memang penulisnya belum terkenal, artikelnya pun baru beberapa, tapi puisi ini cukup mewakili hatiku untuk nyatakan cinta kepadamu, kutunggu jawabmu tiga hari lagi-salam.

Kututup lembaran surat itu sambil menahan perut yang rasanya mau meledak karena menahan tawa. Beruntung teman-temanku tidak ada yang tahu, mungkin hanya Aldi yang melihatku dari belakang.

Wadoooo....wadooooo...susahnya jadi orang cantik #ups. Ini benar-benar kacau, mimpi apa aku semalam sampai ditembak dua cowok dan menunggu jawaban di hari yang sama. Untungnya mereka minta waktu tiga hari, jadi hari ini aku masih santai. Biarlah kupikir besok saja.

:-) :-)

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Bingung kan baca judulnya? Tadinya mau saya beri judul brownies pisang, tapi ini adalah cake coklat pisang kukus. Kalau diberi judul cake coklat pisang kukus,bingung juga soalnya orang kebanyakan lebih mengenal kue ini dengan brownies pisang.

Makin bingung kan hahaha....maaf ya.. Sekalian saya mau menjelaskan kesalahan yang sudah kaprah di tengah masyarakat. Dari awal, yang namanya brownies itu adalah kue coklat yang dipanggang. Teksturnya bantat/dense,chewy dan ,fudgy. Sesuai dengan awal penemuannya, konon brownies ini ada karena seseorang yang membuat cake coklat tapi lupa memberikan pengembang kue ke dalam adonannya. Akhirnya jadilah brownies, kue coklat bantat yang ternyata malah disukai banyak orang.

Sedangkan brownies kukus yang selama ini kita kenal (seperti merk dari bandung yang terkenal itu) sebenarnya adalah cake coklat. Disebut cake karena dimasukkan pengembang kue di dalam adonannya. Teksturnya lebih ringan dan cakey/spongy.

Sekarang tau kan bedanya,... Nah kalau melihat gambar di bawah ini bisa tau kan ini brownies apa cake coklat?





Yup...dari gambarnya udah kelihatan kalau itu adalah cake coklat. Teksturnya spongy (berongga) Sebenernya ada pisangnya sih...cuma tidak kelihatan...

Mau resepnya? Kebetulan dirumah sedang melimpah pisang raja. Udah banyak yang dimakan begitu saja, tapi kok masih ada juga yang belum kemakan. Mana ukurannya jumbo lagi, berat satu buah pisang saja mencapai 200 gram. Menghabiskan separuh buah saja sudah membuat perut kenyang hihihi...

Daripada mubadzir ya dibikin brownies pisang eh cake coklat pisang saja... Resep yang saya pakai ini sangat simpel. No mikser and no oven. Tinggal aduk-aduk, kukus, matang dah.


Cake pisang coklat kukus



Bahan :

Pisang +/- 250 gr (tanpa kulit, dihaluskan menggunakan garpu)
Tepung terigu protei sedang (mis: segitiga biru) 200 gr
Gula +/- 5 sdm munjung ( kalau suka manis bisa ditambahin)
Minyak goreng 180 ml
Telur 2 butir
Coklat bubuk 25 gr
Baking powder 2 sdt
Baking soda 1 sdt
Choco chip 50 gr
Garam 1/4 sdt
Kopi instan tanpa ampas 1 sachet larutkan dengan 50 ml air

Cara membuat :

Jerang air dalam kukusan, selagi kita membuat adonan.
Hancurkan pisang dengan menggunakan garpu, sisihkan. Kocok lepas telur bersama gula sampai gula larut dan berbuih. Lalu masukkan minyak goreng, kopi dan pisang yang sudah dihancurkan, aduk merata.

Di wadah lain campurkan tepung, baking powder, baking soda dan coklat bubuk lalu ayak. Campurkan hasil ayakan dengan garam. Lalu masukkan ke dalam kocokan telur. Aduk asal rata saja. Jangan over mix/mengaduk berlebihan karena mengakibatkan kue bantat.

Siapkan loyang, olesi dengan margarin dan taburi dengan terigu. Masukkan separuh adonan kue  lalu taburkan setengah bagian choco chip. Masukkan sisa adonan dan taburkan lagi chocho chip di permukaan adonan. Atau kalau ingin choco chip merata di dalam adonan, baluri chocochip dengan terigu lalu campurkan dalam adonan. Tapi ingat lho ya...jangan sampai overmix.

Setelah air dalam kukusan mendidih, dan uapnya sudah cukup banyak, masukkan adonan ke dalam dandang. Jangan lupa, jika tutup dandang anda datar, bungkus dengan kain serbet agar air kukusan tidak jatuh ke dalam adonan.

Kukus selama +/-40 menit atau sampai matang.




Manfaat kopi instan disini adalah menguatkan rasa coklat agar lebih menggiggit. Jadi apabila di skip juga tidak ada masalah.
Cake ini sangat lembut yaa...sebelas dua belaslah sama merk terkenal itu. Tinggal pakai bahan yang berkualitas, hasilnya pasti oke. 






Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Kuraih tasku dan bergegas menuruni tangga. Kantor sudah sepi karena memang aku yang terakhir pulang. Hanya tersisa Marco si penjaga malam di kantorku. Setelah menyapa dan berpamitan pada Marco, aku pulang melewati rute yang biasa aku lalui. Sengaja kupilih rute itu karena mempersingkat perjalananku pulang. Melewati sebuah gang kecil diantara gedung raksasa.

Hanya lampu temaram dari ujung gang dan cahaya yang menerobos tirai dari dalam gedung yang menerangiku. Udara mulai terasa dingin. Kunaikkan krah mantelku. Rok midi, stocking hitam panjang dan sepatu boot yang tingginya hanya beberapa cm dari ujung rokku telah melindungi kakiku dari dinginnya malam.

"Hai" sapamu tiba-tiba. "Lebih malam dari biasanya, lembur ya?" Ujarmu lagi. Aku hanya menoleh sekilas sambil tersenyum dan mengangguk pelan. Bukannya aku tak sudi melihatmu. Tapi aku tak sanggup melihat sinar matamu yang teduh dan dalam, seakan menghujam jantungku. Aku tak mampu melihat senyumanmu yang membuat hatiku seolah-olah dipenuhi balon warna-warni. Aku tertunduk dan terdiam, menahan jantungku agar tidak berdetak terlalu keras.

Ah, pria ini yang kukenal hanya sekilas. Kami bertemu di kafe di depan kantorku. Aku tak tahu mengapa pertemuan singkat itu mampu membuatku bercerita tentang diriku. Karena matanya, senyumnya atau bau parfumnya yang lembut tapi sangat laki-laki itu. Entahlah apa yang ada pada dirinya begitu memikatku. Hingga disinilah kami saat ini.

Sudah seminggu ini dia selalu menemaniku perjalanan pulangku melewati lorong sempit ini. Membuatku jadi merasa aman dan dalam hati selalu berharap agar lorong ini tak segera berakhir.
 
Lorong itu memaksa kami bejalan berdekatan, hingga aroma parfumnya sampai juga di ujung hidungku. Kuhirup pelan-pelan dan enggan kuhembuskan lagi. Berharap aromanya akan tinggal di hidungku dan menemani malamku yang penuh hayalan akan dirinya. Pelan-pelan kulirik wajahnya, ternyata dia pun sedang melirikku. Sama sama terpergok, kami pun hanya tersenyum malu-malu.

Hiruk pikuk kota masih terdengar, maklumlah kota sebesar ini seakan tak mempunyai malam. Dari kejauhan terdengar sirine mobil polisi, diikuti mobil pemadam kebakaran. Aku berdoa dalam hati, semoga semua akan baik-baik saja.

Sebuah tangan yang kokoh tiba-tiba meraih tanganku. Kulihat sebuah senyuman menghias wajahnya. Sedangkan matanya seolah-olah mencari-cari kedalam relung hatiku. "Ah apa yang kau cari ..." Pikirku. " Tanpa kau minta pun akan kuserahkan hati ini untukmu " ujarku dalam hati.

Tiba-tiba dia menahan langkahku, ditariknya tubuh ini mendekat padanya. Aku berjalan mundur. Celakanya aku malah terdesak ke dinding. Terdiam di tempat, aku tak bisa bergerak lagi. Kami berhadap-hadapan, dekat...sangat dekat.

Saking dekatnya jarak kami, sampai hembusan nafasnya mengenai wajahku. Mata itu kembali membuatku tak berkutik. Tangan kanannya menggenggam kuat tangan kiriku, sedangkan tangan kirinya diletakkan dadanya.


 "Lana...maukah kau..." Ujarnya tertahan. Tangan kirinya cekatan membuka kancing kemejanya yang paling atas. "Apa-apaan ini " pikirku. Sambil berusaha berontak kusapu pandanganku kesekeliling berharap ada orang yang lewat. Aku berteriak namun tenggorokanku tercekat.

Setelah kulihat kancing bajunya yang teratas terbuka, kubuang pandanganku ke samping. Kupejamkan mataku kuat-kuat sambil mulutku terus bergumam melanturkan doa-doa yang sempat ku ingat. Tiba-tiba aku merasa muak padanya, aku benci dan perutku merasa mual mencium aroma parfumnya. Menyesal aku pernah bersimpati, bahkan pernah berharap lebih padanya. Aku benci ... benar-benar benci.

Tiba-tiba genggaman tangannya terlepas dan terdengar sesuatu jatuh di dekat kakiku. Kubuka mataku perlahan .... Tak ada siapa-siapa di depanku.

"Lana ... aku nitip bajuku ya... tolong cucikan sekalian, aku nggak sempat nyuci karena banyak kejadian dan aku harus segera ke TKP.  Maaf ya sudah merepotkanmu"

Seseorang berpakaian serba biru yang ketat, jubah merah dan celana dalam yang dipakai diluar menyapaku dari atas sambil terbang berputar-putar.

"Jadi ... Kamu ..." Kataku terbata-bata.

"Iya ini aku ... aku tinggal dulu ya ... jangan lupa titipanku, itu yang di dekat kakimu ... makasih yaaa ...bye ...." Katanya sambil melesat ke atas.

Tinggal aku yang terbengong-bengong sendirian. Masih tak percaya, kucubit pipiku ... sakit. Kuantukkan kepalaku ke dinding ... benjol. Ah memang ini kenyataan.

Melihat seonggok pakaian di dekat kakiku, aku hanya tersenyum kecut.


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Hi, there...I am







Retno Kusuma Wardani



Sebuah blog yang berisi tentang gaya hidup, Parenting dan Review


Menulis sebagai sarana berbagi dan


Mengasah diri



Email kerjasama : retno.kwardani17@gmail.com





IBX58BD2F062B3FE

Follow Us

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram

Popular Posts

  • Mengubah Askes menjadi BPJS Untuk Pensiunan
  • Cara Membuat Boneka Burung Hantu dari kain Flanel
  • Tentang Mengalahkan Diri Sendiri
  • Macam-macam Istilah yang Digunakan dalam Jual Beli secara Online
  • Tampil Beda dengan Handsock dan Ciput Kesan Langsing dari IndBlack

blog kece lainnya..

  • Artadhitive
    7 Tips Istirahat Berkualitas Bagi Blogger Ala Adhi Hermawan
  • Fiksi Lizz
    [Cerbung] Wings for You #10-1
  • Catatan Kecil Liy
    Sayembara Askar (20)

Label Cloud

review cerita Resep tips travel lomba blog Fiksi parenting beauty tekno kesehatan cemilan profil Puisi tentang anak food and beverage jalan-jalan otomotif finance Curhat Ayam dan ikan Cake Donat dan roti fashion cernak home makan property Cermin Cerpen cookies hotel DIY Sambel Tahu tempe cari tahu humaniora cerkak ngalaman humor

Blog Archive

  • ►  2021 (12)
    • ►  February (7)
    • ►  January (5)
  • ►  2020 (45)
    • ►  December (4)
    • ►  November (5)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (59)
    • ►  December (1)
    • ►  November (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (5)
    • ►  July (6)
    • ►  June (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (5)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (103)
    • ►  December (7)
    • ►  November (9)
    • ►  October (8)
    • ►  September (11)
    • ►  August (8)
    • ►  July (8)
    • ►  June (6)
    • ►  May (17)
    • ►  April (7)
    • ►  March (10)
    • ►  February (7)
    • ►  January (5)
  • ►  2017 (89)
    • ►  December (3)
    • ►  November (7)
    • ►  October (7)
    • ►  September (7)
    • ►  August (11)
    • ►  July (6)
    • ►  June (11)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (7)
    • ►  February (6)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (88)
    • ►  December (6)
    • ►  November (7)
    • ►  October (8)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (10)
    • ►  January (12)
  • ▼  2015 (53)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (12)
    • ►  September (6)
    • ▼  May (5)
      • molen pisang
      • cake coklat kukus ('brownies' kukus) anti ribet
      • wadooo...wadooo...
      • Brownies pisang kukus eh..cake coklat pisang kukus
      • Ternyata...
    • ►  April (3)
    • ►  March (10)
    • ►  February (10)
    • ►  January (4)
  • ►  2014 (15)
    • ►  December (6)
    • ►  March (7)
    • ►  January (2)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (8)
    • ►  November (5)

Followers

Member Of




blogger malang citizen


bannermemberfloral

https://www.facebook.com/groups/1949767178581022/

viva

Facebook Twitter Instagram RSS

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates