blogger perempuan

Suka duka menjadi ghost writer dan content writer ala Elisa Karamoy

06.20.00

elisa karamoy blogger perempuan
www.elisakaramoy.com



Sesaat setelah hasil pengocokan arisan link ke dua diumumkan hati saya yang semula dag-dig dug tidak berubah menjadi dhuer, karena bukan nama saya yang disebut.  Ternyata yang muncul adalah nama mbak Elisa Karamoy.

Berkenalan yuk dengan mba Elisa Karamoy. Nama panjang beliau adalah Mutia Erlisa Sevelina Karamoy, wah panjang juga ya… . Dilihat dari namanya, ada unsur Manadonya, tapi mbak Erlisa berasal dari Lampung dan sekarang tinggal di Tangerang.  Ibu berputra tiga ini sudah aktif ngeblog sejak tahun 2013 lalu. Dilihat dari postingan yang ada di http://www.elisakaramoy.com/  Nampak sekali kalau beliau juga aktif mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas blogger. Hmm… saya kapan ya, bisa keluar kandang agar bisa bertemu teman-teman blogger lainnya. Kemarin, baru satu kali dapat undangan acara, eh bapaknya anak-anak pas kerja, jadi tidak ada yang menjaga anak-anak dan saya pun batal ikut.Hiks…

Selain aktif mengikuti kegiatan komunitas Blogger, mbak Elisa juga aktif mengikuti blog competition.   Saya baru saja kepoin facebook mbak Elisa dan melihat sebuah posting yang dishare dari twitter beliau yaitu @mutia_karamoy. Disitu diperlihatkan sebuah foto piagam dan hadiah sebuah kompetisi ngeblog. Wah berarti tulisan mbak Erlisa sudah mendapat pengakuan, bahwa tulisan beliau memang bermutu.

Selain sebagai blogger aktif, mbak Erlisa ini juga seorang content writer dan ghost writer. Menurut Wikipedia , Ghost writer disebut juga dengan penulis bayangan atau penulis siluman. Wah tiba-tiba jadi kepikiran film silat nih, memang ada hubungannya? Jelas tidak hehehehe. Penulis bayangan adalah penulis yang secara professional dibayar untuk menulis buku, artikel atau laporan yang secara resmi dikreditkan untuk orang lain.

Sedangkan content writer adalah seorang yang menulis konten untuk blog/website sesuai dengan keyword atau niche yang telah disepakati.
Menjadi ghostwriter lebih menyenangkan apabila dilihat dari kompensasinya. Tetapi menjadi content writer lebih menyenangkan dari segi tekanan yang dirasakan. Karena content writer biasanya bahasannya lebih ringan dan tak seberat ghostwriter.
Menurut mbak Erlisa sebagai content writer dan ghost writer harus siap menghadapi klien yang sifatnya bermacam-macam. Selain mendapatkan kompensasi atas tulisan kita, sukanya menjadi content writer dan ghostwriter adalah klien yang puas dengan hasil kerja kita, dan tulisan kita yang beredar kemana-mana.

Ada suka pasti ada duka. Dukanya yaitu apabila ada klien yang susah untuk dihubungi, jadi sebagai penulis tidak tahu apakah tulisan yang dibuat itu sesuai dengan selera klien atau tidak.
Hmmm memang setiap profesi memiliki suka dan duka.  Semua pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Asalkan profesi tersebut sesuai dengan passion kita, tentu kita tidak akan pernah merasa berat untuk menjalaninya.

Sepertinya menyenangkan juga menjadi ghostwriter dan conten twriter seperti mbak Elisa Karamoy. Sebagai sesama ibu yang berputra-putri tiga, saya perlu bertanya banyak kepada beliau bagaimana caranya membagi waktu antara pekerjaan, hobi dan keluarga. Karena saya masih kacau soal membagi waktu hihihi….

elisa karamoy blogger perempuan
IG : mutia_karamoy
Demikianlah perkenalan dengan mbak Elisa Karamoy, jika anda masih penasaran, monggo langsung berkenalan saja dengan beliau.

You Might Also Like

29 comments

  1. Penasaran ya SMA tulisannya si Ghost Writer..

    BalasHapus
  2. mau tahu juga gimana cara bagi waktunya :)

    BalasHapus
  3. Salut yah dgn mbak Elisa ini, anak sudah dua tapi bisa ngebagi waktu. Management waktunya pasti oke deh, perlu diulik2 jg sepertinya hehe

    BalasHapus
  4. Wiih keren Mba Elisa. Aku baru ngerasain jadi content writer, jadi ghost writer nih yang belum.

    BalasHapus
  5. wah ajdi penasaran dg mbak Eliza, pingin kenalan

    BalasHapus
  6. Baru jadi blogger biasa aja dan masih pemula. Kudu belajar lebih banyak lagi dari ahlinya.

    BalasHapus
  7. Katanya, jadi ghost writer juga mesti siap dekan pressure dan deadline. Bener ngga sih?
    Tapi keren ya semangat beliau ini.. Jempooolll..

    BalasHapus
  8. Nggak enaknya kalo itu tulisan kita, tapi yg ngakuin orang lain hikss serasa pengen dibalikin lagi honor yg udah kepakenya :D

    BalasHapus
  9. Bener, mak. Kalau bekerja sesuai passion yang berat jadi terasa ringan ya.

    BalasHapus
  10. Iya, nih... baca tentang Content writer dan ghost writer jadi pengen nyobain. kalau content writer sih sudah ... yg ghost writer itu yg belum

    BalasHapus
  11. Semua kembali pada kita sendiri, bisa melakukan atau tidak. Apapun ada suka dukanya #eh? kok menggurui... hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul...semua ada suka-dukanya hehehe..tinggal kia menyikapinya bagaimana...

      Hapus
  12. Berhubung saya content writer, saya kasih tau deh.. Emang nyenengin, apalagi pas dapet duitnya hahahah

    BalasHapus
  13. Aku mah apa atuh...hahah..belum berani jadi content writer atau ghost

    BalasHapus
  14. Makasih mbak...jadi malu nih karena masih tahap belajar-belajar nih.

    BalasHapus