cerita

Jangan Asal Percaya "Katanya"

00.46.00


Udara di Malang sudah terkenal sejuk bahkan pada musim tertentu akan terasa dingin. Udara yang dingin otomatis membuat lantai juga menjadi dingin. Untuk mengurangi efek dingin melalui lantai, maka saya memasang karpet di ruang tamu dan di ruang tengah.

Saya jadi tenang ketika anak-anak bermain di atas karpet di lantai. Karena mereka tidak akan kedinginan. Mereka bebas berlama-lama main di lantai tanpa khawatir masuk angin. 

Setiap hari karpet saya bersihkan dengan cara menepuk-nepuknya dengan menggunakan penebah (sapu lidi khusus untuk membersihkan permukaan perabotan rumah tangga, fungsinya sama dengan kemoceng). Setelah saya tepuk-tepuk lalu saya sapu seperti biasa.


Namun apa yang terjadi, setelah beberapa hari. Ketika karpet tersebut saya gulung, ternyata masih banyak debu yang rontok ke lantai. Saya hentak-hentakkan karpet tersebut ke lantai dengan harapan debunya rontok semua. Berulang kali saya hentakkan karpet ke lantai ternyata semakin banyak debu yang rontok seakan-akan tidak ada habisnya.


 Duhhh… ternyata meskipun karpet tersebut saya bersihkan, masih tetap saja kotor. Malahan semacam jadi tempat yang bersembunyi yang aman buat debu. Padahal tiap hari anak-anak bergulingan di atas karpet tersebut. Tidur, bahkan beberapa kali kalau ada makanan yang jatuh, tetap diambil lalu dimakan. Karena kami menganggap karpet lebih bersih daripada lantai.


Akhirnya karpet tidak saya pasang lagi di ruang tamu dan ruang tengah. Digulung lalu simpan di sudut ruangan. Saya sendiri suka batuk dan gatal-gatal kalau terkena debu, apalagi anak-anak yang daya tahan tubuhnya lebih rendah daripada orang dewasa. Akhirnya, arena bermain pindah ke atas kasur. Yaaa ampuun ternyata sama saja, debu-debu itu pindah ke atas kasur. Hiks … 


Meskipun sudah dibersihkan ketika akan tidur, ternyata tidak semua debu kabur. Masih banyak yang masih asyik ngendon di kasur. Masak iya tiap hari ganti sprei? Padahal tanpa ganti sprei dan sarung bantal tiap hari aja cucian sudah menumpuk #emakmalas.


 Kepikiran buat beli vacuum cleaner. Tapi pernah dengar (cuma dengar doang) katanya harganya mihil sampai jutaan gitu, dan listriknya gede. Padahal daya listrik di rumah cuma 900  w hmmm. Harga yang mahal dan pemakaian daya yang besar, alasan yang cukup untuk menyingkirkan dari daftar keinginan.



Ya sudah, akhirnya keinginan beli vacuum cleaner kami hilangkan. Coret dah vacuum cleaner dari daftar barang yang ingin dibeli.


Sampai suatu saat saya lihat dengan mata kepala saya sendiri kalau harga vacuum cleaner itu tidak mahal. Tidak sampai berjuta juta. Bahkan ada yang dibawah lima ratus ribu rupiah. Whaaat…


Daya listriknya pun tidak terlalu besar, sekitar 350 watt saja. Sama dengan daya yang dipakai setrika. Loh katanya mihil?listriknya gede?


Saya jadi geli sendiri, karena terlalu percaya sama “katanya” saya jadi rugi sendiri. Di zaman dimana informasi bisa diperoleh dengan hanya satu jari, tapi saya masih percaya “katanya” hihihi. 


Duh, kenapa tidak mengetahui dari dulu ya… seandainya tahu dari dulu kan saya lebih enak, karena pekerjaan bersih-bersih jadi lebih ringan. 

Akhirnya terbeli lah si vacuum cleaner. Gudang-gudang penyimpan debu seperti sofa, karpet, dan kasur dapat dengan mudah saya bersihkan dari debu. Memang sih daya sedot vacuum cleaner yang kecil seperti punya saya berbeda dengan vacuum cleaner yang menggunakan daya listrik besar. Misalnya saja, kalau menggunakan vacuum cleaner besar cukup sekali sedot langsung bersih. Tapi kalau menggunakan vacuum kecil macam punya saya butuh diulangi sampai tiga kali. 

Untuk daya listrik yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh sepadan lah. Nah, teman-teman untuk urusan seperti ini jangan cuma percaya “katanya” ya… Mulai dari harga, spesifikasi dan testimony bisa dicari dengan cepat dan mudah kok.


 Tapi… kalau ada yang bilang “katanya” penulisnya lemaripojokdotcom itu orangnya baik hati, dermawan dan suka menabung percaya aja dah… meskipun itu ga sepenuhnya benar wkwkwkwk.     

You Might Also Like

11 comments

  1. Hihih karpet berdebu, akhirnya sekarang pake karpet yg jenis canvas aja. Yg jenis bulu2 ditaruh di ruang tamu aja wkwk...jarang terjamah soalnya.

    Vacum cleaner, perlu juga ya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perlu mbak... Sofa dan karpet itu gudangnya debu yang ga bisa ilang kalo bersihinnya cm pake sapu..

      Hapus
  2. ha ha ha... saya percaya deh kalau “katanya” penulisnya lemaripojokdotcom itu orangnya baik hati, dermawan dan suka menabung

    BalasHapus
  3. Saya percaya kok sama postingan ini, apalagi penulisnya baik hati, dermawan, dan rajin menanbung :)

    BalasHapus
  4. Aku, paling alergi sama "katanya". Lebih percaya sama fakta atau hasil google artikel di dunia maya.
    Kalau postingan ini aku percaya, kebetulan punya barangnya. Juga karena penulisnya cantik, baik hati, dermawan, suka menabung dan suka percaya "katanya".
    Hahaha....

    BalasHapus
  5. mungkin pada saat itu belum butuh banget.. kalo memang butuh vacum cleaner pasti mba retno udah ngecek sendiri ke toko elektronik.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya juga ya... Emang lebih mendahulukan kepentingan yang lebih mendesak sih... Kalo penting tapi ga mendesak dipinggirin dulu hihihi

      Hapus
  6. percaya, percaya, apalagi kalau ada yg bilang, orangnya sudah baik hati cantik pulak :)

    BalasHapus