cerita

Noraknya saya….

19.22.00

kanjuruhan suporter aremania terbaik
dokpri
Selalu ada yang pertama untuk segala sesuatu bukan? Pengalaman pertama tentu sangat berkesan. Terutama untuk hal-hal yang sudah kita inginkan sejak lama. Nah, berikut ini cerita saya tentang pengalaman pertama …

Sejak jaman kolobendu… eh apasih? Maksudnya sudah sejak lama saya kepingin sekali nonton sepak bola langsung di stadion. Mengenaskan sekali ya, padahal jarak stadion Kanjuruhan dengan rumah saya sekarang tidak lebih dari 10 menit, tapi belum pernah sama sekali nonton sepak bola secara live di stadion.

Entah dapat wangsit darimana kok tiba-tiba Pak Suami mengajak untuk nonton langsung di stadion.  Padahal dulu, ada saja alasannya yang anak-anak masih kecil lah (iya sih), yang macet lah (iya juga sih) yang pasti penuh sesak dan antri (yang ini juga bener sih).  Hehehe nggak pentinglah itu wangsit dapat darimana yang penting saya bisa cap cus ke stadion….

kanjuruhan suporter aremania terbaik
dokpri

Memang, sejak kecil saya suka nonton olahraga. Dulu anak muda di desaku hits banget yang namanya bola volley, termasuk dua kakakku. Akhirnya tiap kali ada pertandingan persahabatan atau turnamen saya selalu merengek  minta ikut. Apabila tempat pertandingannya jauh, sampai ke luar desa atau ke kecamatan lain biasanya kami menggunakan truk sebagai sarana transportasinya. Apabila jaraknya dekat, misalnya di kampung sebelah, jarak 2-3 km bukanlah jarak yang jauh untuk kami tempuh dengan berjalan kaki. Seru sekali mensupport para pemain yang tengah berlaga sambil berteriak-teriak hehehehe.

Sedangkan di rumah, Bapak juga selalu mengajak untuk menonton acara olah raga yang disiarkan di TV. Maklum, waktu itu yang ada kan cuma TVRI, jadi setiap ada acara olah raga ya harus nonton, tidak ada pilihan lain. Pertandingan olah raga yang sering saya tonton bersama Bapak adalah Tinju, Bulu Tangkis, dan Sepak Bola. Pernah juga sih nonton tenis, tapi karena tidak mengerti sistim penilaiannya saya jadi malas. Padahal Bapak juga sudah menjelaskan berkali-kali hehehe….

Saking sukanya Bapak dengan olahraga tinju, beliau selalu ikut menilai jalannya pertandingan. Apabila tidak ada yang KO, pasti kan dinilai pakai angka, nah penilaian Bapak hampir selalu sama hasilnya dengan juri pertandingan. Saat saya kuliah dan jadi anak kost Bapak sering kali menelfon untuk sekedar member tahu, akan ada pertandingan tinju di TV. Dan saya pun mengusahakan untuk selalu menonton. Setelah pertandingan usai Bapak juga menelfon untuk menceritakan hasil penilaian beliau. Itu terjadi sampai saya punya dua orang anak, setelah itu semakin jarang dan lama kelamaan hampir tidak pernah lagi. Mungkin karena Bapak pikir saya udah gak sempat nonton tinju, makanya saya gak ditelepon-telepon lagi kalau ada pertandingan hehehe…

kanjuruhan suporter aremania terbaik
dokpri

Haduh jadi kemana-mana ini ceritanya… balik lagi ke stadion ya…. Coba bayangkan ketika anda berada di suatu tempat yang sudah lama anda idam-idamkan, dan berada di tengah-tengah orang yang mempunyai kesenangan yang sama dengan anda. Pasti senang sekali bukan?
 
Begitu juga dengan saya. Setiap sudut stadion tidak lepas dari pengamatan saya. Penontonnya, seperti yang sering kita lihat di TV. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa bahkan sampai yang sepuh pun ikut menonton. Antrian masuk ke lapangan yang panjang tidak jadi penghalang bagi mereka. Dengan atribut kesayangan, dan wajah ceria mereka mencari tempat duduk di tribun. Semua penonton yang saya temui nampak antusias. Ada yang nonton bersama teman, pacarnya (kelihatannya sih…) bahkan ada yang satu rombongan keluarga ikut semua mulai dari anak bayi, orangtua si bayi sampai kakek neneknya. Bener-bener deh mereka penggemar bola sejati.
kanjuruhan suporter aremania terbaik
aremanita (dokpri)


Ketika mendekati waktu pertandingan, para penonton semakin memenuhi tribun. Para penonton yang berada di tribun yang terletak di bawah papan score mulai beraksi. Mereka mulai bernyanyi diiringi iringan music dari Drum. Beberapa waktu sebelum pertandingan para pemain tuan rumah keluar ke lapangan untuk menyapa para penonton yang disambut dengan tepuk tangan dan teriakan bergemuruh. Beberapa waktu kemudian semua pemain keluar lagi ke lapangan untuk melakukan pemanasan. Diawali oleh tim tuan rumah yang tentu saja mendapat sambutan meriah. Dan ketika tim lawan yang keluar juga disambut dengan meriah juga namun dengan nada yang sebaliknya. Biasalah namanya supporter kan pemain ke dua belas. Jadi mereka berusaha mengalahkan lawan dengan cara melemahkan mental pemain lawan. Sah-sah saja sih, selama tidak mengeluarkan kata-kata kotor dan melempar botol hihihi…

Tepat ketika pertandingan akan dimulai pembawa acara menyebutkan satu-persatu nama pemain yang akan tampil. Tanpa dikomando, ketika pembawa acara menyebut nama depan salah satu pemain maka akan diikuti para supporter dengan bersama-sama  menyebut nama belakang pemain tersebut. Misalnya 

Pembawa acara (P)                  : Hamkaaaa…
Supporter (s)                          : Hamzaaahhhhhhh…

P                                           : Estebaaan….
S                                           : Vizcarrraaaa….

Dan seterusnya. Saya dan anak-anak pun tidak ketinggalan ikut berteriak-teriak hehehe. Meskipun teriakan kami paling keras diantara penonton di sekitar kami, cuek sajalah namanya juga di lapangan…. #norak

kanjuruhan suporter aremania terbaik
salah satu penabuh drum... sudah senior (sbr :IG:Aremafcofficial)
Biasanya kalau nonton di depan TV, saya selalu serius. Karena tidak ada yang bisa mengalihkan perhatian. Tapi ketika nonton di stadion saya malah tidak bisa konsen nonton pertandingannya. Haduuuh…bagaimana sih….


Perhatian saya malah terpecah dengan-hal-hal yang ada di luar lapangan. Seperti atraksi penonton di tribun bawah papan score. Mereka itu seperti tidak ada capeknya, bernyanyi terus sepanjang pertandingan. Selain itu juga membuat gerakan-gerakan yang sangat kompak. Maklum di barisan depan kan ada dirigennya. Jadi mereka tinggal mengikuti instruksi saja.

kanjuruhan aremania suporter terbaik
dokpri

Kebetulan saya berada di tribun VIP. Dimana orang-orang disini lebih terkonsentrasi megikuti jalannya pertandingan dibandingkan bernyanyi-nyanyi seperti penonton di tribun yang berada di seberang saya. Hanya sesekali saja penonton di tribun VIP ikut bernyanyi dan bersorak ketika terjadi gol. Mungkin hanya rombongan saya (maksudnya saya dan tiga anak saya) yang paling ramai disitu. Ikut bernyanyi, berteriak-teriak bahkan mengayun-ayunkan syal diatas kepala, untung penonton di belakang saya tidak ada yang protes hehehe….#norak (lagi)

Selain ulah penonton, perhatian saya juga terpecah olah para petugas medis yang dengan sigapnya berlari menjemput penonton yang sakit di beberapa sisi lapangan. Tiga buah ambulan yang terparkir hampir semua selalu ada pasiennya. Karena banyaknya penonton yang pingsan. Bahkan ada sebuah ambulan yang bergerak cepat, mengangkut salah satu pasien. Entahlah, mungkin dirujuk ke rumah sakit. Memang tribun ekonomi saat itu penuh sekali. Beruntung saya berada di tribun VIP yang tidak sepenuh tribun ekonomi.

Hal lain yang mencuri perhatian saya adalah para petugas ber-rompi orange yang jumlahnya cukup banyak. Ternyata mereka adalah petugas keamanan internal stadion. Jadi ketika ada penonton yang rusuh, segera para pria ber rompi orange yang rata-rata berbadan kekar ini gruduk-gruduk ke tempat kejadian. Dan itu tidak hanya sekali terjadi. Tapi berkali-kali. Ada juga terduga pencopet yang ditangkap oleh mereka. Ada dua orang yang diamankan saat itu. Wajar sih, di tempat yang penuh sesak oleh penonton ini dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung-jawab. Yang tidak wajar adalah pikiran saya, bahwa semua orang yang datang ke stadion niatnya cuma nonton sepak bola… dasar supporter amatiran hehehe.

 Terduga pencopet sedang diamankan oleh pasukan ber-rompi orange (dokpri)

Ketika babak pertama hampir habis, barulah konsentrasi saya mulai fokus ke pertandingan. Itupun juga karena hape saya kehabisan baterai jadi terhenti acara jeprat-jepretnya. Ya gitu deh, baru saja menikmati pertandingan peluit panjang tanda babak pertama sudah habis berbunyi. Macam-macam ternyata yang dilakukan penonton pada waktu jeda pertandingan. Ada yang buka bekal yang dibawa dari rumah. Ada yang buka nasi bungkus. Ada yang beli nasi kuning di pedagang asongan dan anak-anak yang sejak tadi melirik pedagang mi instan mulai melancarkan rayuan, minta dibelikan. Dan ternyata saat jeda itu jika dipakai untuk makan-makan, tidak terasa cepat berlalu. Dan saya pun bertekad akan fokus pada pertandingan babak kedua ini… yaelah…udah kayak apaan aja.

Nonton langsung di stadion seperti ini ada enaknya juga tidak ada enaknya. Enaknya, bisa merasakan atmosfer pertandingan secara langsung dan bisa bersorak (baca:teriak) sepuasnya #gakpedulisekeliling

Sedangkan tidak enaknya yaitu : tidak ada replay (tayangan ulang). Kalau menonton di TV kan enak, ada replay-nya bahkan diulang beberapa kali. Nah, kalau di stadion kalau tidak hafal nomor punggung atau nama pemain, siapa yang ngegolin aja kita tidak tahu. Selain itu juga karena harga tiket VIP itu mahal (kalau nontonnya dijadikan kegiatan rutin) kalau sekali-kali bolehlah, belum lagi biaya lain-lainnya misalnya jajannya anak-anak. Padahal kemarin berangkat sudah pada kenyang semua, eh pas nonton hampir semua pedagang yang lewat dibeli… nasi kuning, tahu, kacang, minuman, mi instan haduh padahal saya juga sudah beli makanan kecil di warung dekat rumah untuk bekal… ini mau nonton bola apa makan-makan … malah lebih mahal dari harga tiketnya ini mah….


Bisa juga sih beli tiket yang ekonomi, tapi ketika melihat melubernya penonton ekonomi dan seringnya mas-mas yang pakai rompi orange grudak-gruduk saya kok jadi pikir-pikir kalau nonton di tribun ekonomi. Secara saya bawa tiga anak, sedangkan bapaknya anak-anak harus kerja dan tidak bisa menemani nonton….

Tidak terasa ternyata cerita saya sepanjang ini, senang rasanya kalau mengingat pengalaman pertama itu…bolehlah besok-besok diulangi. Saya juga mau ditawari nonton lagi kalau ada yang ngasih freepass VIP… hehehe ngarep.

Semoga sepak bola di Indonesia semakin maju yaaa. Dan buat para supporter… ingatlah, tim lain bukanlah musuh melainkan hanya lawan bertanding. Jadi jangan baper …sampai-sampai bikin rusuh…. Salam sportif.

Ada yang punya pengalaman serupa? Bagi ceritanya dong…


You Might Also Like

26 comments

  1. kalau boleh tahu berapa sih Mbak harga tiket VVIP nonton pertandingan bola? aku juga belum pernah nonton langsung, takut sama suporternya hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tergantung event nya mbak... semakin besar eventnya harga tiket makin mahal... kemarin yang ekonomi aja 40 rb, VIP 110 rb dan VVIP 160 rb... tapi kalau pertandingan biasa ya agak murah ekonomi 25 an, VIP 50 an dan VVIP paling 75 rb an... tapi sebanding kok sama keseruannnya... buktinya banyak yang bawa rombongan keluarga besar wkwkwk...

      Hapus
  2. Aku jadi pnasaran pingin ngerasain atmosfer tribun yang sesungguhnya ahahhaha
    Kayaknya lebih menantang adrenalin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru mbak pokoknya... minggu ini ada pertandingan lagi nih disini ... masih ngegalau mau nonton apa nggak...

      Hapus
  3. Nonton sepak bola di tribun gitu, emang seru banget. Dulu pas masih punya 'geng' suka nonton sepak bola ke stadion. Sorak2 gaje gitu :D

    BalasHapus
  4. wah penasaran nonoton, pengen tau euforianya nonoton bola..:-)
    sepertinya seru banget tuh...

    BalasHapus
  5. hihihihii saya seumur-umur di stadion baru sekali sih... tapi memang sensasi deg deg serrnyaa ituu beddaaa.. lebih terasa goncangannya XD dan kayak kk, jdi lupa diri dan "sebodo amet" sama lingkungan sekitar, kayak ga ada orang di sekitar kalo lagi teriak-teriak

    BalasHapus
  6. Saya belum pernah nonton langsung d stadion, males rame banget soalnya hihihi
    Kayaknya seru sih, tapi lebih enak dirumah ajalah, atau nobar dimana gitu :D

    BalasHapus
  7. Duh pasti seru ya bisa nonton langsung pertandingan ke stadion.
    Jadi pengen coba nih.

    BalasHapus
  8. Aku ngakunya doyan bola, tapi belum pernah ke stadion nonton langsung. Gimana coba itu? huehehe... Coba kalau penonton duduk tertib kayak diInggris gitu, asik, ya. Ga parno. Eh tapi tiketnya pasti makin mihil hehehe

    BalasHapus
  9. Rame banget itu, mba. Kalo aku biasanya nonton di tv aja, hehe. Di rumah udah rame, ga kebayang kalo di stadion bakalan seheboh apa :D

    BalasHapus
  10. Halah aku papasan sama suporternya di jalan aja takut, apalagi nonton.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ndak semua suporter anarkis mbak... saya contohnya...wkwkwkwk

      Hapus
  11. Ahi hi hi wajar mbak baru pertama kali mungkin nanti juga akan terbiasa kok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kali ya... kalo udah biasa ga terheran-heran macam ini...

      Hapus
  12. Waaahh saya malah udah ciut duluan kalo nonton bola langsung di lapangan, rame banget euy. Takut kecopetan dan kegencet-gencet. Makanya dulu kalo liputan soal bola aku milih di luar lapangan aja, hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang kalo penontonnya pas penuh gitu khawatir mbak... mending cari tempat aman saja.. wah mbak Ratna, wartawan ya...

      Hapus
  13. Woaaaaahhhh. Seru banget sih Maaaak. Walaupun aku nggak suka bola tapi aku bisa ngerasain nih gimana rasanyaaa. Hihihii. Satu keluarga suka bola ya mak? Kompak sekalii. Hihihii. Makasi sharingnya ya Maaak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak-anak Suka semuaaa, yang ga terlalu suka malah bapaknya anak-anak hihihi

      Hapus