Powered by Blogger.

Pages

  • Beranda
  • tentang Retno...
  • Disclosure

lemaripojok



Tentang mengalahkan diri sendiri

Apakah anda pernah melewati moment dimana anda merasa takjub dengan kemampuan anda sendiri? Sesuatu yang selama ini anda pikir adalah hal yang sulit namun anda dapat melewatinya? Bagaimana perasaan anda disaat-saat seperti itu? Pastinya bangga, senang dan tentu saja kepercayaan diri akan meningkat bukan? Dan satu lagi, anda pasti menjadi lebih bersemangat menjalani hidup.

Saya pun demikian, ada banyak moment dimana saya merasakan hal-hal yang serupa. Walaupun bagi orang lain merupakan hal sepele, tapi bagi saya pribadi merupakan sebuah pencapaian. Namun adakalanya juga saya merasa gagal. Perasaan gagal ini membuat semangat melemah, mood jadi jelek dan pekerjaan jadi terbengkalai. Dan paling parah, jutek sama orang. Padahal orang lain, enggak bersalah tapi ikut terkena getahnya juga hehehehe….

Semakin tinggi pencapaian seseorang, tentu makin besar pula rintangan yang dihadapi. Seperti kata pepatah, semakin tinggi pohon maka semakin kencang anginnya. Nah, buat saya yang angin-anginan jangankan angin kencang, angin selembut kapaspun akan terasa juga hehehhe.

Dulu saya pernah belajar bermain gitar, karena ujung jari terasa sakit saat menekan senar gitar, saya lalu berhenti belajar. Dulu saya pernah belajar menjahit, gara-gara sering salah dalam menginjak pedal mesin jahit, benang jahit jadi sering putus dan sayapun malas melanjutkan belajar menjahit. Saya pernah belajar naik motor bertahun-tahun yang lalu, namun karena pada saat pertama mencoba saya terjatuh, saya pun kapok untuk melanjutkan belajar lagi.

Ternyata kegagalan demi kegagalan yang saya alami, sumbernya berasal dari saya sendiri. Gara-gara patah semangat akhirnya saya berhenti belajar. Memang benar kata orang bijak. Bahwa musuh terbesar itu adalah diri sendiri. 

Mengalahkan diri-sendiri itu enggak mudah lo… Mungkin beberapa tips berikut bisa membantu

1. Tanamkan pada diri anda bahwa anda adalah orang yang mampu dan penuh semangat untuk mencapai keinginan anda. Penuhi diri anda dengan energy positif, karena energy positif dapat membuat hari-hari anda semakin cerah.


2. Minta bantuan orang-orang terdekat. Lingkungan yang memiliki energy positif dan saling mendukung, akan membuat hari-hari kita dipenuhi oleh energy yang positif juga. Mintalah bantuan pada orang-orang terdekat anda, untuk mengingatkan jika anda mulai goyah dan patah semangat. 

3. Buatlah step-step kecil untuk mencapai keinginan anda yang besar. Langkah-langkah kecil ini juga dapat anda gunakan sebagai tolak ukur, sejauh mana anda meraih keinginan anda.

4. Rayakan. Setiap ada kemajuan, rayakan dengan cara anda sendiri. Merayakannya tidak harus mahal dan ekslusif, misalnya saja buat anda (juga saya) yang sedang mengurangi minum kopi dengan alasan kesehatan, boleh kok nakal sedikit dengan meminum kopi tanpa rasa bersalah hehehe. Tapi jujur saja, mengurangi kopi itu susah banget nget.

5. Mainkan imajinasi anda. Bayangkanlah jika anda bisa mencapai keinginan anda. Betapa senangnya, betapa bahagianya. Setelah tercapai satu mimpi maka akan bermunculan mimpi-mimpi lainnya yang lebih besar. Perasaan ini akan membuat anda bersemangat mencapai mimpi anda di tangga yang pertama.

6. Membaca buku. Kedengarannya klise ya, tapi membaca buku tentang kisah sukses orang lain dapat juga menggugah semangat kita. Dan secara tidak langsung akan menanamkan mindset di alam bawah sadar kita, bahwa orang lain saja bisa maka sayapun pasti bisa.



7. Temukan mood booster anda sendiri. Setiap orang pasti memiliki mood booster masing-masing. Hal-hal kecil yang diremehkan orang lain, dapat menjadi penyemangat bagi orang lainnya. Menempelkan quote atau kata-kata bijak di meja kerja bisa jadi salah satu contoh mood boster. Atau bagi anda yang senang mengikuti lomba, pajang salah satu hadiah lomba yang paling anda senangi di tempat yang mudah dilihat untuk menyirami semangat anda agar menang di lomba berikutnya. Temukan mood booster anda sendiri.

8. Semangat yang meluap-luap membuat kita lupa waktu. Hal-hal demikian apabila terlalu berlebihan akan membuat kita sulit bangun ketika jatuh sedikit saja. Bersemangat boleh tapi sewajarnya saja, agar kita juga mudah mudah membangun semangat lagi ketika terpeleset.

Well, saya bukanlah orang yang sudah berhasil dengan diri saya sendiri. Sejauh ini saya masih berusaha mengalahkan diri-saya sendiri. Ada hal-hal yang sudah saya capai, namun masih banyak juga yang belum. Tak ada salahnya kan kalau saya tulis disini sebagai pengingat untuk diri saya sendiri dan siapa tahu bermanfaat juga untuk orang lain.

Namun demikian, saat anda berhasil mengalahkan diri anda jadilah bijaksana. Ketika kita terlalu bersemangat, waktu dan tenaga tercurah untuk mencapai keinginan kita, tapi jangan lupa bahwa anda hidup bersama orang lain. Ada keluarga dan ada orang-orang di lingkungan kita. Melupakan mereka justru akan menghambat kita untuk meraih keinginan. Karena semakin sedikit waktu yang kita berikan, tuntutan mereka terhadap kita pun semakin besar. Bijaksanalah dengan cermat membagi waktu.



Ada beberapa hal kecil yang sudah saya capai setelah melawan diri saya sendiri. Saya sekarang sudah bisa menjahit… yeaay. Sepele sih, tapi saya senang sudah bisa menjahit walau masih yang lurus-lurus. Pada saat saya belajar menjahit (lagi) saya tanamkan pada diri saya bahwa menjahit itu mudah dan sederhana. Untunglah saat itu ada Ibuk yang dengan sabar mengajari, dan hasilnya saya sudah bisa membuat kulot… horeee. Sayangnya saya belum punya mesin jahit sendiri, belajar menjahit pun terhenti dan akan berlanjut pada liburan yang akan datang. Belajar menjahit adalah salah satu resolusi tahun ini yang pernah saya tulis sebelumnya. Belajarnya sudah, beli mesin jahitnya kapan??? Semoga segera ada rejeki untuk membeli mesin jahit yaa... Amin yang kenceng hehehe.

Sayapun sekarang sudah bisa mengendarai motor. Gara-gara jatuh saat pertama kali belajar motor saya jadi kapok. Pak suami pun dulu enggan mengajari, karena khawatir kalau saya gugup dan jatuh lagi. Namun keinginan itu muncul lagi gara-gara terpaksa. Saya butuh naik motor sendiri untuk mengantarkan bekal atau menghadiri rapat di sekolah. Sebelum naik motor sendiri, kemana-mana diantar sama pak Suami, tapi jadi repot kalau pak Suami harus bekerja. Terpaksa, ke sekolah bawa sepeda . Disaat wali murid lain menghadiri rapat dengan wajah yang cantik, Cuma saya yang datang dengan nafas tersengal dan keringat bercucuran karena naik sepeda. Akhirnya memantapkan hati untuk belajar sepeda motor matic. Dan tahukah anda? Keberanian saya naik motor matic muncul setelah saya naik motor mini bertenaga baterai yang disewakan di stadion Kanjuruhan !



Ternyata naik motor matic tak sesulit bayangan saya. Kemudian oleh pak suami saya dibelikan motor 50cc yang dimodifikasi. Karena unik, saya sering jadi pusat perhatian gara-gara motor kecil yang diberi nama minthi oleh pak Suami. Namun, beberapa waktu lalu minthi mogok, dan saya pun terpaksa membawa motor matic betulan dan ternyata saya bisa. 

Itulah beberapa hal kecil yang saya capai setelah mengalahkan diri sendiri. Anda punya pengalaman juga? Boleh dong dishare di kolom komentar.



Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Yang namanya emak-emak itu pasti banyak sekali pekerjaan. Kalau dituruti 24 jam seolah-olah tidak cukup. Apalagi yang tidak punya ART (Asisten Rumah Tangga), ketika malam hari, anak-anak sudah tidur semua rasanya seperti liburan di pantai pribadi wkwkwk. Mau makan santai, mau nonton TV, enggak ada yang merengek minta ganti channel. Pokoknya nikmat banget lah...

Terkadang karena banyaknya pekerjaan, sampai lupa sarapan pagi. Baru menjelang siang terasa kalau perut sudah melilit. Sebenarnya juga enggak kosong-kosong amat sih perut ini. Karena kalau masak sambil cemal-cemil. Menggoreng tempe ya makan tempe, menggoreng tahu ya makan tahu, pas nggoreng ayam dicemilin juga itu ayam. 

Meskipun segala macam makanan sudah masuk, tapi kalau belum mengandung nasi kok ya rasanya belum makan apa-apa. Jadinya sarapan digabung sekalian sama makan siang. Brunch- kalau kata orang. Breakfast sekalian lunch.

Karena jam makan paginya sudah nanggung. Makan siangnya pun ikutan nanggung juga. Kadang habis Adzan Ashar baru terasa lapar lagi. Okelah, karena merasa lapar ya makan lagi. Enggak enaknya itu kalau sudah jam 9 malam ke atas pasti merasa lapar lagi. Mau makan kok nanggung, karena sebentar lagi tidur. Apa jadinya lemak-lemak di badan kalau habis makan langsung tidur, pasti beranak-pinak.

Okelah, mata sudah ngantuk. Niat mau tidur. Tapi karena perut tambah lapar, malah enggak bisa tidur. Kethap-kethip dewean karo keluwen wkwkwk. 


kuliner malam di Kepanjen

Disaat-saat genting seperti ini biasanya Pak Pangsit lewat. Pak Pangsit ini adalah tetangga saya yang jualan mie pangsit keliling. Kadang jam 10 atau jam 11 sudah balik lagi lewat di depan rumah. Thok thok thok.... suaranya sih biasa, tapi godaannya itu yang luar biasa. Semangkuk mie pangsit panas ditambah sayur dan sambal. Hmmm...siapa yang enggak ngiler coba! Akhirnya pertahananku pun goyah! Enggak sekali dua kali seperti ini. Tapi sering  wkwkwk

Setelah kenyang, kantuk pun datang. Zzzzzzz


Meskipun sibuk, kadang masih sempat juga makan teratur. Pagi sarapan, siang makan. Malam pun makan lagi, biar tidurnya nyenyak. Pinginnya sih biar tengah malam enggak kelaparan, habis maghrib segera makan. jadi enggak terlalu malam juga.

Eh lhadalah jam 9 malam kadang jam 10, Bapaknya anak-anak datang bawa makanan. fyuhhh....
Enggak dimakan itu sayang, mau makan kok ya udah malem pake banget. Soalnya kalau makan terlalu malam, terlebih tengah malam cepat sekali membuat berat badan naik. Dilema kan? Sebagai penyayang makanan, tak tega rasanya membiarkan makanan itu kedinginan di dalam lemari es. 

Coba, tega enggak kalau melihat makanan kayak gini dianggurin?


kuliner malam di Kepanjen















Mpek mpek, siapa yang tega menolaknya. Belinya di depan praktek dr. April di Jalan Panji Kepanjen. Dari semua mpek-mpek di Kepanjen yang pernah saya coba, kayanya yang paling cocok sama seleraku ya mpek-mpek di Jalan Panji ini. Bapak penjualnya kalau pagi berjualan Bubur ayam dan nasi kuning di tempat yang sama. Nah, kalau pas anakku kepingin bekal bubur ayam, kadang juga beli disini.


kuliner malam di Kepanjen















Nasi Bakar dan teman-temannya. Sering sekali bapaknya anak-anak membelikan nasi bakar ini. Selain lauk pauk kadang ditambah juga dengan nasi kucing. Favorit saya sih nasi bakarnya. Tapi kalau anak-anak lebih suka ayam, sate telur puyuh dan sate ususnya. Belinya di depan pasar Kepanjen. Katanya kalau kemalaman dikit aja sudah kehabisan. Apalagi kalau malam Minggu, cepat sekali habisnya.



kuliner malam di Kepanjen















Favoritnya anak-anak ini. Beberapa waktu lalu sempat ngehit di rumah, tapi sekarang posisinya sudah digeser oleh nasi bakar. Jadi nasi goreng chicken katsu ini adalah kuliner malam yang sedikit terlupakan hahaha. Tapi kalau anak-anak ingat, dan ditawarin pasti mau semua. kecuali si Kecil yang belum suka makan nasi goreng. Saya tidak tahu belinya dimana. Sempat tanya juga ke Pak Su, tapi sekarang sudah lupa lagi. Maklum saya juga belum pernah beli langsung ke tempatnya.


Ada lagi yang lumayan sering di beli tapi tidak ada fotonya. Yaitu Tahu lontong. Hampir sama dengan tahu tek. Tahu lontong langganan ini benar-benar enak. bumbunya lekoh kalau kata orang Jawa yang berarti berlimpah. Pokoknya enak banget deh.


Daaan... yang satu ini benar-benar penggoda sejati. Enggak ada angin enggak ada hujan tengah malam buta, Pak Suami minta dibuatkan mi instan goreng yang ditambah sedikit kecap, irisan cabai dan telur ceplok. Siapa yang enggak kepingin coba. Akhirnya luluh juga memasak mi instan untuk diri-sendiri. Setelah kenyang, mata berat, ngantuk dan tertidur. Hadeeeh... nyebelin tapi nikmat juga hahahaha.

Begitulah, celotehan enggak penting ini. Menulis ini mungkin karena saya dibawah pengaruh kafein. Biasanya setelah bacain buku anak-anak ikutan pulas, gara-gara sore tadi minum kopi, sekarang malah seger buger sampai tengah malam. Lalu jadilah tulisan ngelantur ini. Pasti bentar lagi lapar. 

Mie Pangsit Sudah lewat apa belum ya #eh
Share
Tweet
Pin
Share
7 comments
Beginilah cara kami kencan

Buat orang-orang yang punya sisi romantis, begitu mendengar kata kencan, pasti langsung membayangkan candle light dinner yang dihiasi lilin, bunga-bunga dan diiringi musik romantis yang mendayu-dayu. Errr saya sih enggak pernah yang kayak gitu, taunya ya dari nonton film aja wkwkwk. 

Buat saya, mendengar kata kencan itu berarti bisa menghabiskan waktu berdua. Entah nguras bak mandi bersama, nyuci motor bersama. Pokoknya  bisa berdua saja sudah bisa bikin hati senang. Maklumlah pasangan dengan anak tiga seperti kami, jarang sekali bisa menghabiskan waktu berdua saja.

Rumah kami yang jauh dari sanak saudara, membuat kami kemana-mana selalu bawa rombongan. Anak-anak dititipin pada tetangga pun suka enggak tega, masih kepikiran terus, maklumlah enggak biasa. Tapi untunglah anak-anak sudah mulai besar, sudah bersekolah semua. Jadi kami bisa mencuri-curi waktu untuk bersama disaat anak-anak pergi ke sekolah. Itupun kalau suamiku lagi enggak kerja, kalau pas PakSu kerja ya saya manyun sendiri di rumah qiqiqi. Atau mungkin ini kode, buat nambah anak lagi? wkwkwkwk

Biasanya sih, saya dan PakSu "kencan" dengan cari sarapan di luar. Kadang kalau pas ke-manja-an saya (((manja))) muncul, sekalian minta diantarkan mengantar bekal ke sekolah anak-anak. Padahal sebenarnya dekat juga sih, tapi yang namanya lagi ingin diantarkan yaa seribu jurus dan alasan dikeluarkan untuk merayu wkwkwk. 

Maklumlah sejak punya "Minthi" saya sudah mulai terbiasa kemana-mana sendiri. Padahal dulu sebelum ada Minthi saya kemana-mana dianterin, nah sekarang...suruh berangkat sendiri 😏. Tapi ada enaknya juga sih pake Minthi, jadi enggak bingung kalau PakSu lagi sibuk dan saya bisa kemana-mana sendirian jugak. Ups abaikan yang terakhir itu ya qiqiqii

Beginilah cara kami kencan
makan pecel bersama saja sudah bikin bahagia

Kalau makan di luar, favorit kami eh saya ding adalah sarapan nasi pecel. Kadang Pak Su mengajak beli menu yang lain, soto misalnya. Sayanya yang enggak mau, saya bilang ke PakSu kalau dia saja yang beli soto, saya beli nasi pecel bungkus di tempat lain saja. Kalau sudah begitu biasanya beliau yang mengalah. Akhirnya kami berdua beli nasi pecel semua...horee saya menang wkwkwk. Etapi kalau diajak sarapan lontong balap ya mau aja soalnya kadang malas kalau mau bikin sendiri, mendingan beli saja.

Selama berdua biasanya kami banyak mengobrol. Tentang anak-anak, tentang berita yang lagi heboh di TV maupun medsos, ngomongin tetangga #eh. Bukan bermaksud bergosip ya, tapi menceritakan keadaan orang-orang di sekitar kita itu terkadang perlu. Misalnya saja tetangga yang sedang sakit, atau baru pindah. Pokoknya cerita yang semacam itulah...

Paling bikin gemes itu kalau pas di rumah, PakSu malah kepingin nyanyi. Maklumlah PakSu kan penggemar berat Smule. Kalau pas beliau take vokal (halah) siapapun yang di rumah enggak boleh berisik. Jangankan ngajak ngobrol, batuk aja enggak boleh wkwkwk. 

Lucunya, kadang di dalam rumah sudah hening eh tiba-tiba ada kendaraan lewat dengan suara keras di jalan. Kalo udah gitu ngakak-ngakaklah saya meskipun dalam hati wkwkwkwk.

Antara kesal dan pingin ngelawak biasanya PakSu suka bilang " daripada bengong mending mama di luar sana ngatur lalu lintas biar enggak ada yang lewat". Hadeeeh garing pak garing... lucu bagimu enggak lucu bagiku #swebel.

Kadang kalau lagi mood saya juga ikutan nyanyi deh. lalu kami duet cie cie cie...wkwkwk. Ini dia salah satu hasil duel eh duet kami.


Banyak sih yang biasa kami lakukan. Lainnya bisa saya ceritakan kapan-kapan. Bagaimana dengan kencan anda? Errr saya nggak nanya sama yang masih jomblo yaa... ✌✌✌
Share
Tweet
Pin
Share
12 comments
kanjuruhan suporter aremania terbaik
dokpri
Selalu ada yang pertama untuk segala sesuatu bukan? Pengalaman pertama tentu sangat berkesan. Terutama untuk hal-hal yang sudah kita inginkan sejak lama. Nah, berikut ini cerita saya tentang pengalaman pertama …

Sejak jaman kolobendu… eh apasih? Maksudnya sudah sejak lama saya kepingin sekali nonton sepak bola langsung di stadion. Mengenaskan sekali ya, padahal jarak stadion Kanjuruhan dengan rumah saya sekarang tidak lebih dari 10 menit, tapi belum pernah sama sekali nonton sepak bola secara live di stadion.

Entah dapat wangsit darimana kok tiba-tiba Pak Suami mengajak untuk nonton langsung di stadion.  Padahal dulu, ada saja alasannya yang anak-anak masih kecil lah (iya sih), yang macet lah (iya juga sih) yang pasti penuh sesak dan antri (yang ini juga bener sih).  Hehehe nggak pentinglah itu wangsit dapat darimana yang penting saya bisa cap cus ke stadion….

kanjuruhan suporter aremania terbaik
dokpri

Memang, sejak kecil saya suka nonton olahraga. Dulu anak muda di desaku hits banget yang namanya bola volley, termasuk dua kakakku. Akhirnya tiap kali ada pertandingan persahabatan atau turnamen saya selalu merengek  minta ikut. Apabila tempat pertandingannya jauh, sampai ke luar desa atau ke kecamatan lain biasanya kami menggunakan truk sebagai sarana transportasinya. Apabila jaraknya dekat, misalnya di kampung sebelah, jarak 2-3 km bukanlah jarak yang jauh untuk kami tempuh dengan berjalan kaki. Seru sekali mensupport para pemain yang tengah berlaga sambil berteriak-teriak hehehehe.

Sedangkan di rumah, Bapak juga selalu mengajak untuk menonton acara olah raga yang disiarkan di TV. Maklum, waktu itu yang ada kan cuma TVRI, jadi setiap ada acara olah raga ya harus nonton, tidak ada pilihan lain. Pertandingan olah raga yang sering saya tonton bersama Bapak adalah Tinju, Bulu Tangkis, dan Sepak Bola. Pernah juga sih nonton tenis, tapi karena tidak mengerti sistim penilaiannya saya jadi malas. Padahal Bapak juga sudah menjelaskan berkali-kali hehehe….

Saking sukanya Bapak dengan olahraga tinju, beliau selalu ikut menilai jalannya pertandingan. Apabila tidak ada yang KO, pasti kan dinilai pakai angka, nah penilaian Bapak hampir selalu sama hasilnya dengan juri pertandingan. Saat saya kuliah dan jadi anak kost Bapak sering kali menelfon untuk sekedar member tahu, akan ada pertandingan tinju di TV. Dan saya pun mengusahakan untuk selalu menonton. Setelah pertandingan usai Bapak juga menelfon untuk menceritakan hasil penilaian beliau. Itu terjadi sampai saya punya dua orang anak, setelah itu semakin jarang dan lama kelamaan hampir tidak pernah lagi. Mungkin karena Bapak pikir saya udah gak sempat nonton tinju, makanya saya gak ditelepon-telepon lagi kalau ada pertandingan hehehe…

kanjuruhan suporter aremania terbaik
dokpri

Haduh jadi kemana-mana ini ceritanya… balik lagi ke stadion ya…. Coba bayangkan ketika anda berada di suatu tempat yang sudah lama anda idam-idamkan, dan berada di tengah-tengah orang yang mempunyai kesenangan yang sama dengan anda. Pasti senang sekali bukan?
 
Begitu juga dengan saya. Setiap sudut stadion tidak lepas dari pengamatan saya. Penontonnya, seperti yang sering kita lihat di TV. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa bahkan sampai yang sepuh pun ikut menonton. Antrian masuk ke lapangan yang panjang tidak jadi penghalang bagi mereka. Dengan atribut kesayangan, dan wajah ceria mereka mencari tempat duduk di tribun. Semua penonton yang saya temui nampak antusias. Ada yang nonton bersama teman, pacarnya (kelihatannya sih…) bahkan ada yang satu rombongan keluarga ikut semua mulai dari anak bayi, orangtua si bayi sampai kakek neneknya. Bener-bener deh mereka penggemar bola sejati.
kanjuruhan suporter aremania terbaik
aremanita (dokpri)


Ketika mendekati waktu pertandingan, para penonton semakin memenuhi tribun. Para penonton yang berada di tribun yang terletak di bawah papan score mulai beraksi. Mereka mulai bernyanyi diiringi iringan music dari Drum. Beberapa waktu sebelum pertandingan para pemain tuan rumah keluar ke lapangan untuk menyapa para penonton yang disambut dengan tepuk tangan dan teriakan bergemuruh. Beberapa waktu kemudian semua pemain keluar lagi ke lapangan untuk melakukan pemanasan. Diawali oleh tim tuan rumah yang tentu saja mendapat sambutan meriah. Dan ketika tim lawan yang keluar juga disambut dengan meriah juga namun dengan nada yang sebaliknya. Biasalah namanya supporter kan pemain ke dua belas. Jadi mereka berusaha mengalahkan lawan dengan cara melemahkan mental pemain lawan. Sah-sah saja sih, selama tidak mengeluarkan kata-kata kotor dan melempar botol hihihi…

Tepat ketika pertandingan akan dimulai pembawa acara menyebutkan satu-persatu nama pemain yang akan tampil. Tanpa dikomando, ketika pembawa acara menyebut nama depan salah satu pemain maka akan diikuti para supporter dengan bersama-sama  menyebut nama belakang pemain tersebut. Misalnya 

Pembawa acara (P)                  : Hamkaaaa…
Supporter (s)                          : Hamzaaahhhhhhh…

P                                           : Estebaaan….
S                                           : Vizcarrraaaa….

Dan seterusnya. Saya dan anak-anak pun tidak ketinggalan ikut berteriak-teriak hehehe. Meskipun teriakan kami paling keras diantara penonton di sekitar kami, cuek sajalah namanya juga di lapangan…. #norak

kanjuruhan suporter aremania terbaik
salah satu penabuh drum... sudah senior (sbr :IG:Aremafcofficial)
Biasanya kalau nonton di depan TV, saya selalu serius. Karena tidak ada yang bisa mengalihkan perhatian. Tapi ketika nonton di stadion saya malah tidak bisa konsen nonton pertandingannya. Haduuuh…bagaimana sih….


Perhatian saya malah terpecah dengan-hal-hal yang ada di luar lapangan. Seperti atraksi penonton di tribun bawah papan score. Mereka itu seperti tidak ada capeknya, bernyanyi terus sepanjang pertandingan. Selain itu juga membuat gerakan-gerakan yang sangat kompak. Maklum di barisan depan kan ada dirigennya. Jadi mereka tinggal mengikuti instruksi saja.

kanjuruhan aremania suporter terbaik
dokpri

Kebetulan saya berada di tribun VIP. Dimana orang-orang disini lebih terkonsentrasi megikuti jalannya pertandingan dibandingkan bernyanyi-nyanyi seperti penonton di tribun yang berada di seberang saya. Hanya sesekali saja penonton di tribun VIP ikut bernyanyi dan bersorak ketika terjadi gol. Mungkin hanya rombongan saya (maksudnya saya dan tiga anak saya) yang paling ramai disitu. Ikut bernyanyi, berteriak-teriak bahkan mengayun-ayunkan syal diatas kepala, untung penonton di belakang saya tidak ada yang protes hehehe….#norak (lagi)

Selain ulah penonton, perhatian saya juga terpecah olah para petugas medis yang dengan sigapnya berlari menjemput penonton yang sakit di beberapa sisi lapangan. Tiga buah ambulan yang terparkir hampir semua selalu ada pasiennya. Karena banyaknya penonton yang pingsan. Bahkan ada sebuah ambulan yang bergerak cepat, mengangkut salah satu pasien. Entahlah, mungkin dirujuk ke rumah sakit. Memang tribun ekonomi saat itu penuh sekali. Beruntung saya berada di tribun VIP yang tidak sepenuh tribun ekonomi.

Hal lain yang mencuri perhatian saya adalah para petugas ber-rompi orange yang jumlahnya cukup banyak. Ternyata mereka adalah petugas keamanan internal stadion. Jadi ketika ada penonton yang rusuh, segera para pria ber rompi orange yang rata-rata berbadan kekar ini gruduk-gruduk ke tempat kejadian. Dan itu tidak hanya sekali terjadi. Tapi berkali-kali. Ada juga terduga pencopet yang ditangkap oleh mereka. Ada dua orang yang diamankan saat itu. Wajar sih, di tempat yang penuh sesak oleh penonton ini dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung-jawab. Yang tidak wajar adalah pikiran saya, bahwa semua orang yang datang ke stadion niatnya cuma nonton sepak bola… dasar supporter amatiran hehehe.

 Terduga pencopet sedang diamankan oleh pasukan ber-rompi orange (dokpri)

Ketika babak pertama hampir habis, barulah konsentrasi saya mulai fokus ke pertandingan. Itupun juga karena hape saya kehabisan baterai jadi terhenti acara jeprat-jepretnya. Ya gitu deh, baru saja menikmati pertandingan peluit panjang tanda babak pertama sudah habis berbunyi. Macam-macam ternyata yang dilakukan penonton pada waktu jeda pertandingan. Ada yang buka bekal yang dibawa dari rumah. Ada yang buka nasi bungkus. Ada yang beli nasi kuning di pedagang asongan dan anak-anak yang sejak tadi melirik pedagang mi instan mulai melancarkan rayuan, minta dibelikan. Dan ternyata saat jeda itu jika dipakai untuk makan-makan, tidak terasa cepat berlalu. Dan saya pun bertekad akan fokus pada pertandingan babak kedua ini… yaelah…udah kayak apaan aja.

Nonton langsung di stadion seperti ini ada enaknya juga tidak ada enaknya. Enaknya, bisa merasakan atmosfer pertandingan secara langsung dan bisa bersorak (baca:teriak) sepuasnya #gakpedulisekeliling

Sedangkan tidak enaknya yaitu : tidak ada replay (tayangan ulang). Kalau menonton di TV kan enak, ada replay-nya bahkan diulang beberapa kali. Nah, kalau di stadion kalau tidak hafal nomor punggung atau nama pemain, siapa yang ngegolin aja kita tidak tahu. Selain itu juga karena harga tiket VIP itu mahal (kalau nontonnya dijadikan kegiatan rutin) kalau sekali-kali bolehlah, belum lagi biaya lain-lainnya misalnya jajannya anak-anak. Padahal kemarin berangkat sudah pada kenyang semua, eh pas nonton hampir semua pedagang yang lewat dibeli… nasi kuning, tahu, kacang, minuman, mi instan haduh padahal saya juga sudah beli makanan kecil di warung dekat rumah untuk bekal… ini mau nonton bola apa makan-makan … malah lebih mahal dari harga tiketnya ini mah….


Bisa juga sih beli tiket yang ekonomi, tapi ketika melihat melubernya penonton ekonomi dan seringnya mas-mas yang pakai rompi orange grudak-gruduk saya kok jadi pikir-pikir kalau nonton di tribun ekonomi. Secara saya bawa tiga anak, sedangkan bapaknya anak-anak harus kerja dan tidak bisa menemani nonton….

Tidak terasa ternyata cerita saya sepanjang ini, senang rasanya kalau mengingat pengalaman pertama itu…bolehlah besok-besok diulangi. Saya juga mau ditawari nonton lagi kalau ada yang ngasih freepass VIP… hehehe ngarep.

Semoga sepak bola di Indonesia semakin maju yaaa. Dan buat para supporter… ingatlah, tim lain bukanlah musuh melainkan hanya lawan bertanding. Jadi jangan baper …sampai-sampai bikin rusuh…. Salam sportif.

Ada yang punya pengalaman serupa? Bagi ceritanya dong…


Share
Tweet
Pin
Share
26 comments

bermain congklak


Kalau mengingat masa kecil… wah takkan habis waktu untuk bercerita. Maklumlah saya tinggal di sebuah desa di Kabupaten Malang yang jaraknya lebih dari 40 km dari kota Malang. Kalau sekarang, jarak 40 km mah kecil …palingan sejam udah nyampek. Tapi kalau dulu, setengah hari baru nyampek. Karena jalannya belum semulus sekarang, jalan macadam yang batunya segede-gede kepala, medannya pun naik turun dan berkelok kelok. Persis dah sama lagunya Kacung Kampret.

Karena saking ndesonya itulah, pada waktu saya masih kecil belum ada listrik, dan memasak masih pakai tungku. Kalau dirumah sih Alhamdulillah Ibu sudah punya kompor minyak tanah yang bisa digunakan saat darurat.

Yang namanya belum ada listrik, lampu pun masih pakai petromak dan lampu teplok. Jadi jangan heran kalau bangun pagi lubang hidung pada item semua.  Alhamdulillahnya lagi, meskipun belum ada listrik tapi bapak mempunyai sebuah TV hitam putih yang nyalainnya pakai tenaga ACCU.

Jadi teringat, dulu tetangga yang notabene masih saudara (maklumlah tinggal di desa, orang sekampung saudara semua) ikut menonton TV di rumah. Ada yang bawa bantal, ada yang bawa selimut. Maklumlah satu keluarga nonton semua, kalau ngantuk tinggal tidur aja. Ntar kalau acara TV udah habis tinggal dibangunin terus pulang deh.

Yang lebih seru kalau ada pertandingan tinju Mike Tyson. Yang nonton lebih banyak lagi, sampai TV digotong ke teras. Bahkan penjual bakso langganan, jualan di depan rumah. Baksonya jadi langganan karena emang cuma beliau satu-satunya yang jual hihihihi.

Karena belum ada listrik, maka saat-saat yang dinanti adalah bulan purnama. Karena selepas mengaji, kami masih diijinkan bermain di luar, yaitu di halaman rumah nenek yang luas. Kebetulan rumah nenek tepat di sebelah rumah. Saya pun ikut bermain bersama sepupu-sepupu yang banyak jumlahnya.

Semua pun ikut bermain dari yang belum sekolah sampai yang sudah remaja. Biasanya yang paling kecil juga ikut tapi jadi pupuk bawang alias tidak diperhitungkan. Permainan yang sering kami lakukan adalah Tekongan. Tekongan yaitu sejenis permainan petak umpet. Masing- masing peserta membawa geco . yang sering digunakan untuk geco adalah pecahan genting.

Adapun aturan permainannya adalah salah satu peserta membut garis. Lalu semua peserta melempar geco ke arah garis tersebut. Geco yang paling jauh dari garis akan jadi penjaga. Kalau petak umpet jaman sekarang waktu untuk sembunyi adalah berdasarkan penyebutan angka sampai sepuluh atau dua puluh. Tapi kalau tekongan, waktu yang diberikan untuk mencari persembunyian adalah lamanya menumpuk pecahan genteng. Kalau susunan geco/pecahan genteng itu rubuh maka penjaga harus menyusunnya lagi. Maka waktu untuk mencari tempat persembunyian pun semakin panjang.

Apabila ada peserta lain yang ketahuan tempat persembunyiannya, maka penjaga dan peserta tersebut harus rebutan untuk merobohkan susunan genteng tersebut. Yang lebih dulu merobohkan (biasanya dengan menendang susunan genteng) maka dia menang. Dan yang kalah akan jadi penjaga. Begitu seterusnya.

Anak-anakku senang sekali main petak umpet, tapi mereka menyebutnya tekongan juga. Biasanya mereka main tekongan di dalam rumah kalau diluar sedang hujan, atau  ketika mereka tidak boleh main di luar sama emaknya. Karena bersaudara cuma bertiga, maka emaknya lah yang didaulat jadi pemain tambahan. Duh… lumayan juga itung-itung olah raga.

Selain main tekongan, dulu saya sering main congklak, hanya saja saya menyebutnya dakon. Tidak usah beli papan dan biji congklaknya. Cukup dengan menggambar kotak-kotak di lantai. Sedangkan biji congklaknya adalah kerikil yang ada di halaman. Pernah suatu hari saya hendak bermain congklak bersama sepupu saya. Kamipun mencari kerikil di depan rumah. Satu persatu saya mengambil kerikil di tanah. Tiba-tiba saya memegang kerikil yang lunak. Setelah saya cium baunya, ternyata itu adalah kotoran ayam saudaraa. Bentuk dan warnanya mirip sekali dengan kerikil …hiks.
Saya pun mengajarkan permainan congklak ini pada anak-anak. Alhamdulillah, permainan ini cukup mengalihkan perhatian mereka, sehingga tidak mengajak emaknya main tekongan lagi.

Selain dua permainan di atas ada lagi permainan yang sering saya lakukan. Yaitu pel-pelan atau kejar-kejaran. Kalau biasanya anak-anak lain main kejar-kejaran di halaman, saya dan sepupu-sepupu saya main kejar-kejaran di atas pohon (saya udah tomboy dari lahir, jadi... harap maklum). Kebetulan bapak dulu memiliki kebun cengkeh yang pohonnya cukup tua. Sehingga jarak antar pohon itu begitu dekat. Kami dapat berpindah dari satu pohon ke pohon lain tanpa menginjak tanah.

Aturan mainnya adalah yang jadi pengejar harus bisa mengejar dan menangkap pemain lainnya. Yang tertangkap jadi pengejar. Tapi apabila ada pemain lain jatuh dan menginjak tanah, maka dia yang jadi pengejar.

Ssssttt permainan ini belum pernah saya ceritakan ke anak-anak. Cukuplah ada di jaman saya aja heheheh. Suka mules perut saya kalau lihat anak-anak naik pohon.

Masih banyak permainan yang dulu saya lakukan, tapi tidak mungkin saya menuliskannya semua disini. Yang selalu saya rasakan ketika mengingat masa kecil adalah perasaan yang meledak-ledak. Mungkin karena masa kecil saya yang menyenangkan yang jadi penyebabnya. Bayangkan, berlarian di sawah dan mengusir burung-burung yang makan padi. Naik bukit lalu lari terbirit-birit karena bertemu ular. Hehehehehe...

Saya bersyukur sekali telah merasakan itu semua dan terima kasih tak terhingga untuk Bapak dan Ibu yang telah memberikan kesempatan, sehingga saya bisa merasakan masa kecil yang menyenangkan.

Terima kasih juga kepada Mama Calvin dan Bunda Salfa yang mengingatkan saya pada memori yang indah ini.

"Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Permainan Masa Kecil yang diselenggarakan oleh mama Calvin dan Bunda Salfa" 


source gambar congklak :azdindeviantart.com



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Sebagai orang tua, tentu kita semua senang apabila melihat anak-anak kita suka membaca. Untuk mendukungnya tentu kita tidak sayang mengeluarkan uang untuk membeli buku untuk mereka. Namun buku apakah yang sesuai untuk mereka?

Ketika membeli sebuah buku untuk anak anda, pertimbangan apakah yang anda pakai dalam memilih sebuah buku? Gambarnya, penulisnya, atau penerbitnya? Atau bahkan anda sangat teliti hingga membaca seluruh buku sebelum anda membelinya?

Beberapa waktu lalu saya sempat “menemukan” buku anak yang tidak aman untuk anak. Buku ini menceritakan tentang seorang putri duyung yang cantik,yang merupakan anak maharaja di lautan yaitu Triton anda pasti sudah tahu siapa dia, ya...dia adalah Ariel.

Sampulnya memang menarik. Menampilkan gambar seorang putri duyung dengan warna-warna cerah. Setiap anak pasti tertarik, apalagi anak perempuan yang lebih menyukai cerita tentang putri-putrian

Orang tua pun akan berpikir bahwa buku ini pasti buku anak-anak. Namun apabila kita melihat ke dalam buku maka akan menemukan konten yang tidak sesuai untuk anak.

Setelah saya teliti, ternyata buku itu tidak ada nama penulisnya. Bahkan tidak ada nama penerbitnya. Nah ...lalu siapa yang bertanggung jawab pada isi buku?

Tentu saja buku itu dibuat oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Yaitu orang-orang yang hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan dampaknya pada anak-anak.

Atau bahkan mereka punya misi tertentu untuk merusak moral generasi kita? Entahlah mungkin saya berpikir terlalu jauh. Semga saja tidak demikian.

Berikut ini beberapa tips untuk memilih buku yang aman bagi anak

1.Carilah buku yang ada nama penerbitnya. Penerbit yang sudah punya nama tidak akan mungkin mempertaruhkan reputasi dengan menerbitkan buku yang tidak bermutu. Tapi tidak semua penerbit yang tidak terkenal itu tidak bermutu. Apalagi sekarang banyak penerbit indie yang menghasilkan buku dengan isi berkualitas. Apabila penerbitnya bukan penerbit yang terkenal, sempatkanlah untuk membaca setidaknya sebagian buku tersebut untuk mengetahui isinya.

2.Lihat apakah ada nama penulisnya. Penulis adalah yang membuat cerita. Lagipula tiap penulis memiliki gaya bercerita masing-masing. Anak anda pun pasti menyukai gaya bahasa atau gaya bercerita penulis tertentu. Dengan mengetahui nama penulis buku, maka kita akan mudah mencari buku lain yang merupakan hasil karya penulis tersebut.

3.Perhatikan tempat membeli buku Saya pernah membeli buku di dalam bis antar kota. Sepintas memang tidak ada masalah, namun bila diperhatikan, pemilihan kata dan susunan kalimatnya kadang kurang tepat sehingga membingungkan anak-anak yang baru mengenal baca tulis. Selain itu juga banyak kesalahan dalam pengetikan. Bahkan ada juga cerita yang tidak memiliki pesan moral sama sekali.


4.Harga buku. Tidak semua buku yang murah itu jelek. Tapi kebanyakan buku berkualitas memang memiliki harga yang lebih mahaldan dijual di toko buku terkenal. Tentu saja kata murah dan mahal ini relatif bagi tiap pembeli.

5.Jangan terkecoh oleh sampul.Banyak sampul buku anak yang menarik, penuh warna ceria dan berciri khas anak-anak. Namun isi di dalamnya sama sekali tidak aman untuk anak. Perlu kejelian orang tua dalam memilih buku.

6. Pilih buku anak yang sesuai untuk usia anak anda. Yang saya maksud disini adalah buku untuk anak usia tiga tahun tentu berbeda untuk anak usia lima tahun. buku untuk usia anak enam tahun akan berbeda dengan anak usia 10 tahun. Hal ini tidaklah mutlak, karena disesuaikan dengan kemampuan anak anda. Semakin besar frekuensi baca anak, maka kemampuan berpikirnya akan semakin berkembang dan buku yang dibacanya pun akan semakin “berat”.

Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih buku untuk anak. Diperlukan peran serta orang tua dalam memilih buku. Karena anak adalah penyerap yang sangat baik, jadi apa yang dibacanya saat ini akan mempengaruhi cara berpikirnya di masa mendatang.

Berikut ini salah satu contoh buku yang tidak aman untuk anak.

tips memilih buku untuk anak
sampul yang sangat "anak-anak" tidak menjamin isinya juga "anak-anak"


tips memilih buku untuk anak
tips memilih buku untuk anak
tips memilih buku untuk anak


Share
Tweet
Pin
Share
3 comments
Hari ini ceritanya mau curhat...sebenarnya ada beberapa resep masakan yang belum sempat diposting. Tapi karena foto juga belum diedit dan diberi watermark jadi ya sudahlah, mungkin besok saya akan posting resep lagi. 

Cuma mau cerita kalau kemarin saya mendapat kejutan kecil. Tiba-tiba saja Pak Pos mampir ke rumah. Kebetulan yang menerima suami saya nih. Sempat kaget juga dianya, karena nggak merasa pesan barang kok tiba-tiba ada Pak Pos yang mampir.

Karena biasanya Pak Pos mampir untuk mengantarkan paket dagangan suami saya, sekarang rupanya mengantarkan benda lain. Apa itu?

Wesel. Ya...Pak Pos mengirimkan wesel atas nama saya. What a surprise.... 

Rupanya cerita pendek berbahasa jawa yang pernah saya kirimkan ke majalah, dimuat sodaraaa.... Padahal sudah tiga bulan lebih, bahkan saya sendiri pun lupa kalau pernah mengirimkan naskah ke majalah tersebut.

Sungguh sebuah penghargaan yang tak terkira buat saya, karena baru sekali saya mengirimkan naskah ke majalah tersebut tapi langsung diterima (kalau ke majalah lain sudah sering...dan ditolak semua hahaha...)

Meskipun nilai uangnya tidak seberapa tapi senengnya itu lhoo ngalahin rasa makan bakso setelah sebulan nggak beli hehehehe.

Baru kali ini saya tau yang namanya wesel. Begitu diberikan oleh suami saya, cuma saya lihat saja sambil senyum-senyum. Untung ngasihnya di dalam rumah. Kalau diluar rumah kan orang bisa salah sangka sama saya hehehehe.

Keesokan harinya alias pagi tadi, suami menawarkan diri untuk mengambilkan wesel di kantor pos. Saya ya manut-manut saja, karena mau minta antar suami ya nggak mungkin wong beliaunya sambil kerja. Tidak lupa KTP saya sertakan sebagai bukti. 

Ba'da Dzuhur suami sudah pulang lagi, dengan senyum-senyum saya sekati dia. Tapi dia cuek aja, malah memasang charger ke hapenya. Hiks

"Wah, mau ngerjain saya ya.." Pikir saya, dia suka usil sih sama saya. Kadang lucu kadang nyebelin juga.

"Ternyata, wesel itu harus ada tanda tangan penerima sama nama terang, coba lihat deh di belakang kertas itu "kata suamiku tiba-tiba.

"Oh ... Ha ... Oalah ... Baru tahu aku hahahha...." Jawabku sambil tertawa lebar...maklum sodara..pengalaman pertama ini....

Setelah kutandatangani dan menulis kererangan yang diperlukan. Kuserahkan kembali wesel itu ke suamiku.

"Setelah ini aku berangkat lagi lho " kata suamiku.

"Mau kemana?" 

"Ke kantor pos lagi lah...keburu tutup"

"Oh, OK. " jawabku. "Hati-hati di jalan ya..." Tambahku lagi.

Beberapa saat setelah suamiku berangkat tiba-tiba telp berbunyi. Rupanya ayahnya anak-anak.

"Halo, yang .... Weselnya tadi ketinggalan di rumah ta?" Tanyanya.

"Bukannya sudah masuk tas?" Jawabku.

"Nggak ada tuh, coba cari di tas satunya!"

Dan ternyataaaaa...suamiku memang salah ambil tas, sodara...

Dan beberapa waktu kemudian dia pun muncul lagi. Kali ini dia yang senyum-senyum.

"Haduuh...malu aku sama mbaknya, udah di depan loket, nyari kertas weselnya kok nggak ada, mana banyak orang lagi...malu aku diketawain " katanya.

"Wkwkwkwk...salah sendiri...." Kataku.

Setelah menerima wesel dari tanganku, dia pun berangkat lagi ke kantor pos. 

Moga-moga saja kantor pos belum tutup, biar nggak balik lagi kesana besok...

#sampai tulisan ini selesai dibuat, saya juga belum tahu apakah wesel saya sudah dicairkan apa belum.

Inilah penampakan wesel bersejarah itu.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Alhamdulillah, mesin ketik yang lama mengalami kerusakan. Lho... rusak kok alhamdulillah? ketika ita menghadapi masalah dengan kesabaran dan ketenangan pasti ada hikmah yang tersembunyi di balik kejadian tersebut.
Contohnya seperti apa yang baru saja saya alami. mesin ketik yang lama rusak, ya sudah berarti saya harus istirahat dulu ngetiknya. Ternyata oh ternyata kangmas bojo membelikan mesin ketik yang baru. kalau begini nikmat mana lagi yang kamu dustakan? Alhamdulillah yaah (Syahrini mode #on) hehehe

Akan tetapi timbul masalah baru, yaitu tulisan saya yang berasal dari gadged begitu dipindah ke internet jadi berantakan.Hhaduuuh penulisnya saja bingung membacanya. bagaimana dengan orang lain. Untunglah tiba-tiba saya ingat dengan seseorang eh sesuatu.
Siapa lagi kalau bukan eyang Google. Berulang kali menuliskan kata kunci, yang keluar malah cara merapikan hasil copy paste dari internet. bukan ke internet.Akhirnya kepikiran untuk membalik prosesnya. untunglah saya menemukan cara yang paling praktis dari "melangkah denganhati.blogspot.com". Berikut ini langkah-langkahnya :

1. setelah artikel atautulisan dicopy dari internet maka paste-kan di note pad
2. tekan sekali lagi tombol ctrl A di notepad.
3. Paste-kan di halaman word anda
Berhubung kejadian yang saya alami adalah kebalikannya, maka saya pun membalik langkah-langkah yang tertulis diatas.
Adapun langkah-langkahnya menjadi :
1. tekan ctrl A pada artikel yang ingin anda posting di internet. Lalu tekan ctrl C.
2. buka notepad lalu tekan ctrl V.
3. Tekan lagi tombol CTRL A di notepad lalu pastekan di ruang edit halaman internet anda.

Mudah dan praktis bukan? semoga tulisan ini bisa membantu.
terimakasih atas kunjungan anda

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Alhamdulillah..segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Beberapa minggu terakhir ini memang hari-hari penuh rejeki. Hampir tiap hari ada saja yang memberi makanan, yang paling sering adalah buah. Dimulai dari musim rambutan, durian, pisang, manggis dan makanan-makanan kecil lainnya. Ngasihnya nggak cuma sekilo dua kilo tapi sekarung hehehe. Mulai dari Akung, Pakde nya anak-anak sampai teman dan tetangga semuanya ngasih makanan.

Selain makanan, ada lagi barang pemberian yang kuterima bulan ini yaitu otang alias oven tangkring. Baru alias gres ewes-ewes dan gratis lagi .... .

Biasanya saya baking menggunakan tatung alias si panci serba guna, oven listrik dan snack maker. Bila membuat roti dengan panci serbaguna, lama banget matengnya. Kadang bawahnya sudah coklat, atasnya masih putih. Mateng sih, tapi seperti kurang tanak. Mungkin karena saya masih belum akrab sama si tatung ini yah...jadi hasilnya kurang memuaskan.

Tidak puas dengan panci serba guna, akhirnya pilihan jatuh ke oven listrik (inipun warisan dari almarhumah ibu mertua :) ). Hasilnya memuaskan. Roti matang sempurna dan warnanya cantik. Tapiiii....kalo sering-sering baking hati jadi ketar-ketir. Takut kalo tagihan listrik melonjak. Maklum listrik di rumah ini masih pake meteran, bukan yang token. Belum dirubah sejak dua tahun lalu membeli rumah ini.

Sedangkan snack maker hanya bisa digunakan untuk jenis makanan terterntu saja. Nah ... Bukannya cari-cari alasan, oven tangkring itu ternyata memang butuh pake banget. Harganya sih nggak begitu mahal. Bervariasi tergantung jenis bahan dan ukuran. Mulai dari yang 100 ribuan sampai 350 rb untuk skala rumah tangga.

Begitulah... bilangnya ngga mahal harga segitu untuk beli otang, tapi nggak kebeli-beli juga....hehehe. Males, pelit apa nggak punya duwit?

Tapi ternyata, ada untungnya nggak beli otang dari dulu. Karena ada yang berbaik hati untuk membelikan. Akhirnya...sayanya untung dapet otang baru dan bagus banget, sedangkan yang memberi untung karena dapat kesempatan berbuat baik sama saya hehehe. Betul kan? Kadang ada orang punya niat baik, tapi belum diberi kesempatan untuk melakukan kebaikan.
Betapa beruntungnya orang yang punya niat berbuat baik lalu mendapatkan kesempatan untuk mengamalkannya (Semoga yang memberi saya otang ini hidupnya selalu berkah, makin lancar rejekinya dan selalu dalam lindunganNya...aamiin)

Dari tadi diomongin...emang siapa sih yang membelikan oven? Ada deh...saya kenal dan tau betul perjuangan hidup beliau. Mulai dari dulu jaman susah (banget) sampai sekarang jadi orang yang sukses. Keikhlasan menjalani hidup dan keyakinan bahwa Allah adalah sebaik-baik penolong adalah salah satu kunci keberhasilan beliau. 
Kelihatannya sepele kan, tapi pada kenyataannya butuh perjuangan batin untuk mengamalkan. Dan satu lagi, beliau sangat percaya kalau Allah adalah dzat yang Maha Kaya. Makanya sejak jaman belum sukses dulu, beliau tidak segan-segan untuk beramal. Dan hasilnya, bersedekah tidak menjadikan miskin malah sebaliknya. 

Ibarat buku, pengalaman orang lain sudah bisa kita jadikan pelajaran. Tinggal kita mau apa tidak mengamalkannya. Karena kalau kita sudah Mau pasti kita Mampu.
So...mau kah kita?










Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Jadi penulis, adalah salah satu cita-cita masa kecilku. Namun seiring berjalan nya waktu, cita-cita itu menguap begitu saja. Bahkan memulai menulis untuk diriku sendiri aja tidak pernah, kecuali untuk urusan sekolah. Begitulah..namanya juga anak-anak punya cita-cita setumpuk...mulai dari penulis, wartawan perang, jadi tentara dan entahlah...sepertinya masih ada lagi cita-citaku yang lain yang aku sendiri bahkan tidak ingat. Yang aku ingat, cita-citaku jadi penulis itu muncul karena hobiku membaca, sedangkan cita-cita wartawan perang itu muncul pada jaman perang teluk dulu. Tiap kali menonton berita, kok kayaknya keren melihat wartawan yang sedang bertugas di medan perang...namun lama-lama cita-cita itu kucoret dari daftar begitu sadar kalau ternyata, peluru itu tajam komandan!

Kembali ke laptop..eh penulis. Sampai akhir kuliah, aku sudah lupa kalau aku punya cita-cita sebagai penulis. Halah..piye to...yang kupikirkan waktu itu adalah kerja atau kalau nggak kerja ya kuliah lagi...ternyata eh ternyata ada yang ngebet ngajakin nikah dan aku mau..wkwkwkkw.
Setelah menikah malah nggak didijinkan kerja sama kangmas bojo. Ya okelah, demi kemaslahatan umat, aku nurut saja. Lagian kasihan kalau ketiga krucilku itu harus di asuh sama orang lain...ngga tega....

Sampai akhirnya pada suatu ketika, setelah beberapa waktu jadi aktifis di fesbuk. Halah.... Tiba-tiba sebuah grup tulis menulis mengadakan event untuk dibukukan dan...bukannya ikut, aku malah ngilang kalau di mention suruh ngumpulkan karya. Wkwkwk . Sampai akhirnya buku dari event tersebut diterbitkan. Ada perasaan menyesal ( sedikit sih..) Kenapa kok nggak ikut event waktu itu.... Sampai ada event yang kedua. Karena tidak mau menyesal yang kedua kalinya, ikutlah aku menulis cerpen. Berbekal komputer pinjaman, akhirnya jadilah cerpen pertamaku " momentum". Puas? Tidak...Malu? Iya qiqiqi.
Setelah aku kirim ternyata tanggapannya tidak terlalu mengecewakan. Bahkan panitia meminta setiap peserta untuk mengirimkan masing-masing dua karya. Setelah mondar-mandir mencari inspirasi akhirnya jadilah cerpen keduaku "mengeja waktu".
Beruntung, cerpen keduaku menjadi cerpen favorit kedua di event itu, dan aku mendapat kenang-kenangan berupa sebuah kumpulan puisi karya Gola Gong, ditambah tanda-tangan dari penulisnya. Wuah seneng sekali rasanya...meskipun aku sama-sekali nggak ngerti soal puisi...qiqiqi.
Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya terbit juga buku yang berisi cerpenku. Meskipun diterbitkan oleh penerbit indie, ada kepuasan tersendiri. Karena aku telah mendobrak, ceile...melawan, halah...pokoknya aku telah mengalahkan diriku sendiri, dengan berani menulis untuk dibaca orang lain.....tepuk tangan dong.....prok-prok..prok.

Apakah ini menjadi sebuah momentum dari seorang Retno untuk kembali ke cita-cita masa lalunya menjadi seorang penulis? Tanya seorang wartawan yang mewawancara dalam sebuah sesi imajinasiku :p.
Aku jawab....masih jauh bung! Saya menulis hanya karena hobi saja. Dan biar jadi kenang-kenangan untuk anak-anakku kelak. Biar mereka tahu, kalu emak-emak yang menemani mereka setiap hari di rumah. Kerjanya tidak hanya masak, mencuci, setrika dan nyupir saja. Tapi juga pernah menulis. Eh tapi nyupir disini bukan nyetir mobil lho ya...tapi nyuci piring :D.

Nah ini dia sampul bukunya...ga usah dicari, paling terbit juga cuma sekali wkwkwkwk.



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Hi, there...I am







Retno Kusuma Wardani



Sebuah blog yang berisi tentang gaya hidup, Parenting dan Review


Menulis sebagai sarana berbagi dan


Mengasah diri



Email kerjasama : retno.kwardani17@gmail.com





IBX58BD2F062B3FE

Follow Us

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram

Popular Posts

  • Mengubah Askes menjadi BPJS Untuk Pensiunan
  • Cara Membuat Boneka Burung Hantu dari kain Flanel
  • Tentang Mengalahkan Diri Sendiri
  • Tampil Beda dengan Handsock dan Ciput Kesan Langsing dari IndBlack
  • Macam-macam Istilah yang Digunakan dalam Jual Beli secara Online

blog kece lainnya..

  • Artadhitive
    7 Tips Istirahat Berkualitas Bagi Blogger Ala Adhi Hermawan
  • Fiksi Lizz
    [Cerbung] Wings for You #10-1
  • Catatan Kecil Liy
    Sayembara Askar (20)

Label Cloud

review cerita Resep tips travel Fiksi lomba blog beauty parenting tekno cemilan profil Puisi tentang anak food and beverage kesehatan jalan-jalan otomotif finance Curhat Ayam dan ikan Cake Donat dan roti fashion cernak makan property Cermin Cerpen home cookies hotel DIY Sambel Tahu tempe cari tahu humaniora cerkak ngalaman humor

Blog Archive

  • ▼  2021 (4)
    • ▼  January (4)
      • Kumpulan Nama Bayi Sesuai Agama Di Indonesia
      • Mewujudkan Smart Home Impian bersama BARDI
      • Nobar Teachers, Original Movie dari Layanan Stream...
      • Konsumsi 8 Makanan ini Agar Pencernaan Lebih Lancar
  • ►  2020 (45)
    • ►  December (4)
    • ►  November (5)
    • ►  October (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (3)
    • ►  May (2)
    • ►  April (9)
    • ►  March (2)
    • ►  February (6)
    • ►  January (5)
  • ►  2019 (59)
    • ►  December (1)
    • ►  November (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (4)
    • ►  August (5)
    • ►  July (6)
    • ►  June (1)
    • ►  May (6)
    • ►  April (5)
    • ►  March (10)
    • ►  February (5)
    • ►  January (4)
  • ►  2018 (103)
    • ►  December (7)
    • ►  November (9)
    • ►  October (8)
    • ►  September (11)
    • ►  August (8)
    • ►  July (8)
    • ►  June (6)
    • ►  May (17)
    • ►  April (7)
    • ►  March (10)
    • ►  February (7)
    • ►  January (5)
  • ►  2017 (89)
    • ►  December (3)
    • ►  November (7)
    • ►  October (7)
    • ►  September (7)
    • ►  August (11)
    • ►  July (6)
    • ►  June (11)
    • ►  May (8)
    • ►  April (9)
    • ►  March (7)
    • ►  February (6)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (88)
    • ►  December (6)
    • ►  November (7)
    • ►  October (8)
    • ►  September (8)
    • ►  August (5)
    • ►  July (3)
    • ►  June (5)
    • ►  May (6)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (10)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (53)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (12)
    • ►  September (6)
    • ►  May (5)
    • ►  April (3)
    • ►  March (10)
    • ►  February (10)
    • ►  January (4)
  • ►  2014 (15)
    • ►  December (6)
    • ►  March (7)
    • ►  January (2)
  • ►  2013 (13)
    • ►  December (8)
    • ►  November (5)

Followers

Member Of




blogger malang citizen


bannermemberfloral

https://www.facebook.com/groups/1949767178581022/

viva

Facebook Twitter Instagram RSS

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates