Fiksi

Telur Mata Sapi

22.00.00

Lama nggak ngefiksi...kali ini bikin supermi alias cerita super mini...

Telur mata sapi
Oleh : Retno Kusumawardani

Wangi gurih telur bercampur minyak panas merebak ke seluruh ruangan. Sudah ketiga kalinya Asti menggoreng telor mata sapi pagi ini. Bukan untuk dirinya, tapi untuk Joko suaminya. Joko ingin makan telur mata sapi untuk lauk sarapan pagi ini. Gampang-gampang susah kalau berurusan dengan telur mata sapi. Karena yang diminta Joko adalah telur mata sapi yang kuningnya harus di tengah, tidak boleh pecah dan belum matang benar. Jadi kalau dimakan masih ada lumer-lumernya di mulut. Syarat mutlak dari Joko, dia hanya mau makan telur mata sapi yang seperti itu.

Telur yang pertama gagal karena kuningnya pecah, sudah dimakan begitu saja oleh Asti. Yang kedua kuningnya nggak pecah sih, cuma agak melebar sedikit dan terlalu matang. Sudah dimakan pula oleh Asti, kali ini dia cocolkan ke saus sambal. Agak eneg sih, tapi sayang ... daripada gak ada yang makan.

Karena sudah dua kali gagal, Asti berhati-hati sekali dengan yang ketiga ini. Sebelum minyaknya panas benar, dia pecahkan cangkang telurnya perlahan ... dan berhasil. Telur mata sapi yang sempurna. Kuningnya di tengah, tingkat kematangannya pun pas.

Senyum suaminya melebar melihat telur itu. Asti pun ikut tersenyum, puas. Sepotong telur sudah masuk ke mulut suaminya. Tiba-tiba ...
"Mama!, telurnya lupa tidak dikasih garam ya???" Lutut Asti langsung melemas, telur mata sapi yang ketiga itu menari-nari di matanya....

You Might Also Like

0 comments